Fenomena Langit Desember 2020, Ada Gerhana Matahari Total hingga Puncak Hujan Meteor

By Iveta Rahmalia, Rabu, 2 Desember 2020 | 16:33 WIB
Hujan meteor geminids tahun 2018 (Mehr News Agency/Wikimedia Commons)

Bobo.id - Di bulan Desember 2020 ini akan ada beberapa fenomena langit yang bisa kita saksikan.

Teman-teman sering mengamati fenomena langit? Apa saja fenomena langit yang sudah teman-teman amati?

Bulan ini teman-teman bisa menyaksikan Gerhana Matahari Total sampai puncak hujan meteor. O iya, pada hari Selasa (1/12/2020) lalu, ada "Asteroid" 2020 SO yang lewat dekat Bumi.

Benda langit ini ditemukan pada September 2020 oleh sistem penyigian langit Pan-STARRS di Observatorium Haleakala, Hawaii, Amerika serikat.

Namun, "asteroid" 2020 SO diduga kuat bukanlah asteroid. Melainkan sampah antariksa roket tingkat 2 (Centaur) dari misi antariksa tak-berawak Surveyor 2 yang ditujukan ke Bulan.

Apakah kamu sempat menyaksikannya? Yuk, cari tahu fenomena langit lainnya!

Baca Juga: Ini yang Terjadi Jika Oksigen Hilang dari Bumi, Mulai dari Pendengaran Terganggu hingga Langit Tiba-Tiba Gelap

1. Puncak hujan meteor Geminid: 13-14 Desember 2020

Hujan meteor Geminid adalah hujan meteor yang terkenal punya intensitas besar, yaitu lebih dari 100 meteor per jam.

Dinamakan hujan meteor geminid karena meteor-meteor Leonid seakan-akan berasal dari rasi gemini, padahal sesungguhnya berasal dari remah-remah komet tidak dikenal.

2. Gerhana Matahari Total: 14 Desember 2020

Pada bulan Desember 2020 ini, Gerhana Matahari Total (GMT) akan kembali terjadi pada Senin (14/12/2020).

Sayangnya, GMT kali ini cuma melintasi benua Amerika bagian selatan, tepatnya Chile dan Argentina.

Pita umbra dari gerhana ini cuma selebar 90 km dengan durasi maksimum totalitas adalah 130 detik di Rio Negro, Argentina. 

3. Bulan sabit termuda : 14 Desember 2020

Bersamaan dengan GMT di benua Amerika, langit Indonesia akan mendapati bulan sabit termuda atau hilal awal Jumadal Ula 1442  H pada Senin (14/12/2020).

Di Indonesia, bulan diperhitungkan akan setinggi -5,75 derajat sampai -4,25 derajat pada saat Matahari terbenam, jadi diprakirakan sudah terbenam lebih dulu kala Matahari terbenam.

Baca Juga: Perbedaan Benda-Benda Langit, Mulai dari Meteor Sampai Meteorit

4. Titik balik selatan Matahari: 21 Desember 2020

Titik balik selatan Matahari ini biasanya juga disebut dengan winter solstice atau titik balik musim dingin.

Solstice adalah fenomena di mana gerak semu tahunan Matahari menjangkau kedudukan di atas Garis Balik Selatan (Tropic of Capricorn) atau garis lintang 23 derajar 27 LS.

Kalau diamati dari Indonesia, maka sebelum winter solstice terjadi, Matahari seakan-akan berpindah bertahap ke selatan dari hari ke hari. 

5. Konjungsi besar Jupiter-Saturnus : 21 Desember 2020

Konjungsi besar (agung) Jupiter-Saturnus adalah peristiwa sejajarnya planet Jupiter dan Saturnus dalam satu garis bujur ekliptika yang sama.

Pada fenomena ini, seakan-akan berkumpul di lokasi yang sama kalau dilihat dari Bumi.

Uniknya, konjungsi besar antara planet Jupiter dan Saturnus seperti ini cuma terjadi 19,85 tahun sekali.

6. Asteroid 501647 (2014 SD224): 25 Desember 2020

Pada Jumat (25/12/2020), asteroid 501647 (2014 SD224) yang punya diameter 123 meter ini akan lewat dekat Bumi.

Asteroid 501647 (2014 SD224) adalah asteroid dekat-bumi kelas Aten, jadi punya orbit yang bisa bersinggungan dengan orbit Bumi.

Adapun, kondisi asteroid ini lewat di dekat bumi akan berada dalam jarak 7,9 kali lipat jarak rata-rata Bumi-Bulan.

Baca Juga: Embun Sering Dikira Jatuh dari Langit, dari Manakah Asal Embun?

(Penulis: Danastri Putri)

-----

Teman-teman, kalau ingin tahu lebih banyak tentang sains, dongeng fantasi, cerita misteri, dan pengetahuan seru, langsung saja berlangganan majalah Bobo dan Mombi SD. Tinggal klik di https://www.gridstore.id

Atau teman-teman bisa baca versi elektronik (e-Magz) yang dapat diakses secara online di ebooks.gramedia.com