3. Menggunakan Bahasa Konotasi
Dalam menuliskan cerita fiksi, penulis akan menggunakan bahasa konotasi, atau bahasa yang sifatnya mengandung berbagai makna.
Dengan menggunakan bahasa yang sifatnya konotatif, maka arti dari cerita yang dituliskan bukanlah berarti sebenarnya.
Di balik kata-kata yang digunakan, masih terdapat arti yang sebenarnya dan ingin diungkapkan oleh penulis.
4. Cerita Fiksi Dibuat untuk Memengaruhi Emosi Pembaca
Cerita fiksi juga dibuat dengan tujuan untuk memengaruhi emosi dari pembacanya.
Ciri ini berhubungan dengan penulisan cerita fiksi yang menggunakan bahasa konotasi.
Cerita fiksi yang dituliskan dengan bahasa konotasi juga dapat ditulis dengan bahasa yang hiperbola, atau melebih-lebihkan.
Tujuan menuliskan cerita dengan bahasa yang bersifat konotatif dan hiperbola ini adalah untuk memengaruhi emosi pembaca, misalnya menjadi senang, sedih, bahkan menangis.