Bumi Berputar Lebih Cepat di 2021, Apa Dampaknya bagi Kehidupan?

By Iveta Rahmalia, Jumat, 4 Juni 2021 | 10:35 WIB
Berdasarkan penemuan ilmuan tahun 2020, saat ini Bumi mulai berputar lebih cepat dan membuat durasi hari jadi lebih pendek. (Pixabay)

Bobo.id - Tahukah teman-teman? Berdasarkan penemuan ilmuan tahun 2020, saat ini Bumi mulai berputar lebih cepat dan membuat durasi hari jadi lebih pendek.

Hasil penemuan ini menunjukkan bahwa perputaran atau rotasi Bumi saat ini adalah yang tercepat selama 50 tahun terakhir.

Sebab, Bumi berotasi lebih cepat sekian milidetik dari rata-rata.

Baca Juga: Ciri-Ciri dan Karakteristik Planet Bumi, Planet Paling Ideal untuk Makhluk Hidup

Apa Penyebab Bumi Berputar Lebih Cepat?

Pada dasarnya, rotasi Bumi bisa dipengaruhi oleh berbagai hal. Di antaranya adalah efek pasang surut Bulan dan Matahari serta distribusi massa keseluruhan di Bumi.

Selain itu, panjang dan pendeknya hari juga bisa dipengaruhi oleh aktivitas seismik, cuaca, lautan, dan medan magnet Bumi.

Namun, sampai saat ini, para ilmuwan masih belum sepenuhnya yakin apa yang menyebabkan rotasi bumi jadi lebih cepat selama 50 tahun terakhir ini.

Meski begitu, ada beberapa ahli yang berpendapat bahwa Bumi berputar lebih cepat di 2021 ini karena dipicu oleh mencairnya gletser selama abad ke-20.

Gletser merupakan endapan es atau bongkahan es besar yang terbentuk di atas permukaan tanah.

Lalu, apakah Bumi akan terus berputar lebih cepat? Para ahli memperkirakan bahwa percepatan ini hanya sementara, teman-teman.

Jadi, Bumi akan mulai melambat lagi di masa depan.

Baca Juga: Apa Itu Gaya Gravitasi? Berikut Pengertian, Bukti, dan Manfaatnya

Dampak Bumi Berputar Lebih Cepat

Dampak Bumi yang berputar lebih cepat ini kemungkinan lebih dirasakan dari sisi teknologi.

Contohnya satelit GPS, smartphone, komputer, dan jaringan komunikasi yang bergantung pada sistem waktu (UCT).

UTC atau waktu universal terkoordinasi adalah sistem pengukur waktu. Ketika waktu astronomi menyimpang dari UTC lebih dari 0,4 detik, UTC akan menyesuaikan.

Perlu diketahui, waktu astronomi ditentukan oleh waktu yang dibutuhkan Bumi untuk melakukan satu putaran penuh. 

Bagaimana menyesuaikan waktu yang menyimpang itu? 

Biasanya, masalah ini dapat diatasi dengan penambahan satu detik kabisat pada akhir Juni atau Desember, sehingga waktu astronomi dan waktu atom kembali sejajar.

Apa itu detik kabisat? Secara sederhana, detik kabisat adalah penyisipan satu detik ke dalam kalender.

Bersumber dari Kompas Tekno, ini dilakukan untuk menggenapkan penghitungan panjangnya waktu dalam satu hari agar kembali selaras dengan rotasi bumi. 

Baca Juga: Letaknya Dekat dengan Bumi, Planet Venus Juga Sering Disebut Kembaran Bumi, Cari Tahu Sebabnya, yuk!

 

Sejak 1972, para ilmuwan sudah menambahkan detik kabisat rata-rata setiap setengah tahun.

Penambahan terakhir terjadi pada tahun 2016, ketika pada Malam Tahun Baru pada 23 jam, 59 menit dan 59 detik.

Namun, karena Bumi berputar lebih cepat, para ahli untuk pertama kalinya menyarankan tentang detik kabisat negatif.

Artinya, mereka menyarankan untuk mengurangi satu detik agar bisa menyamakan waktu. 

Ini karena rata-rata panjang hari adalah 86.400 detik, tetapi hari astronomi di tahun 2021 akan lebih pendek 0,05 milidetik.

Lalu bagaimana dengan kehidupan sehari-hari? Meski Bumi berputar lebih cepat, fenomena ini tidak akan berpengaruh bagi kehidupan kita sehari-hari.

Fakta-Fakta Rotasi Bumi

Rotasi adalah perputaran Bumi pada porosnya. Bagaimana asal mulanya?

Saat masa awal pembentukan tata surya, Bumi dan planet lainnya terbentuk dari cakram berisi gas dan debu kosmik di sekitar Matahari.

Matahari dan planet di Tata Surya terbentuk ketika debu kosmik dan gas bertabrakan.

Rupanya, di masa awal Tata Surya bentuk, keadaan benda-benda langit masih berantakan.

Rotasi Bumi menyebabkan terjadinya pergantian siang dan malam, gerak semu harian (Matahari selalu terbit dari timur dan terbenam di barat), pembagian waktu dan batas penanggal interasional. (Pixabay)

Kadang-kadang, gravitasi benda langit yang berukuran besar juga bisa menarik benda langit yang kecil ke orbitnya.

Baca Juga: Apa Itu Rotasi Bumi, Revolusi Bumi, dan Revolusi Bulan? Ini Penjelasan Beserta Akibatnya untuk Kehidupan

Nah, dalam proses puing-puing antariksa yang saling tarik menarik itu, gravitasi membuat puing-puing mendekat dengan gerakan berputar.

Inilah awal mulanya benda langit berputar pada porosnya. Kemudian, semakin padat benda langit yang terbentuk itu, putarannya semakin cepat.

Rotasi Bumi menyebabkan terjadinya pergantian siang dan malam, gerak semu harian (Matahari selalu terbit dari timur dan terbenam di barat), pembagian waktu dan batas penanggal interasional.

Rata-rata, Bumi membutuhkan waktu  86.400 detik atau 24 jam untuk sekali berotasi. 

Namun sebenarnya, pergerakan Bumi tidak selalu dalam waktu yang sama.

Baca Juga: Macam-Macam Energi Alternatif: Energi Matahari, Energi Panas Bumi, Energi Air, dan Energi Angin

Umumnya, rotasi Bumi melambat sehingga panjang hari meningkat rata-rata sekitar 1,8 milidetik per abad. Ini berarti bahwa 600 juta tahun yang lalu, sehari hanya berlangsung selama 21 jam.

(Penulis: Kompas.com, Iveta R., Avisena Ashari, Tyas Wening)

----

Ayo, kunjungi adjar.id dan baca artikel-artikel pelajaran untuk menunjang kegiatan belajar dan menambah pengetahuanmu. Makin pintar belajar ditemani adjar.id, dunia pelajaran anak Indonesia.