Bobo.id - Darah adalah bagian yang juga penting dalam tubuh manusia. Salah satu tugas darah dalam tubuh adalah untuk mengangkut oksigen untuk seluruh organ tubuh.
Uniknya, setiap orang memiliki golongan darah yang berbeda-beda, nih.
Ada yang golongan darahnya A, O, B, atau AB. Apa golongan darah teman-teman?
Golongan darah ini didapatkan berdasarkan faktor genetik atau keturunan. Artinya, golongan darah yang kita miliki ini didapatkan dari orang tua, atau garis keturunan lainnya.
Baca Juga: Sering Dianggap Istimewa Karena Langka, Ini Penyebab Langkanya Golongan Darah AB
Namun mengapa golongan darah dibuat dengan sistem penamaan yang kita ketahui saat ini dan tidak menggunakan huruf lainnya dalam alfabet, ya?
Ternyata nama golongan darah ini ada sejarahnya dan berhubungan dengan kandungan yang ada dalam masing-masing golongan darah, lo.
Yuk, simak sejarah penamaan golongan darah berikut ini!
Baca Juga: Definisi Sains, Berikut Ciri-ciri dan Apa yang Dilakukan Oleh Saintis
Golongan Darah Ditemukan oleh Karl Landsteiner
Sebelum mengetahui sejarah penamaan golongan darah, ketahui sejarah penemuan golongan darah dulu, yuk!
Golongan darah manusia ditemukan oleh Karl Landsteiner yang merupakan seorang dokter, ahli biologi, dan imunologi dari Austria.
Karl Landsteiner lahir di Wina, Austria pada 14 Juni 1868 dan merupakan seorang dokter, ahli biologi, serta imunologi.
Beliau menempuh pendidikannya di Universitas Wina dan mengambil jurusan kedokteran, teman-teman.
Baca Juga: Bantal Zaman Dulu Ternyata Tidak Empuk dan Terbuat dari Batu, Kapan Bantal Empuk Pertama Digunakan?
Nah, saat sedang kuliah, Pak Karl pernah menulis mengenai pengaruh pola makan pada komposisi darah pada tubuh manusia.
Di tahun 1900, Pak Karl menemukan kalau ternyata darah dua orang yang mengalami kontak atau darah yang bercampur akan mengalami penggumpalan.
Baru di tahun 1901, Pak Karl menemukan kalau hal ini disebabkan karena adanya efek dari kontak darah dengan serum darah.
Hal ini ternyata membantu Pak Karl menemukan adanya tiga golongan darah, yaitu A, B, dan O.
Mengapa Golongan Darah Dinamakan A, B, dan O?
Saat Pak Karl menemukan golongan darah, awalnya golongan darah diberi nama A, B, dan C.
Namun golongan darah C ini kemudian diganti menjadi golongan darah O, sehingga sistem golongan darah saat ini dikenal sebagai sistem ABO.
Nama golongan darah ini berdasarkan adanya reaksi antigen dan antibodi yang ada dalam sistem golongan darah ABO.
Dalam penemuannya, Pak Karl menuliskan kalau golongan darah akan menggumpal dengan golongan darah B, tapi tidak menggumpal dengan golongan darahnya sendiri, yaitu golongan darah A.
Baca Juga: Ada Dua Orang Bernama Douwes Dekker yang Berjasa pada Indonesia
Hal ini juga terjadi dengan golongan darah B yang menggumpal jika dicampur dengan darah dari golongan darah lain, tapi tidak dengan golongan darah B.
Sedangkan golongan darah C memiliki reaksi yang berbeda dalam penggumpalan darah ketika dicampur dengan golongan darah A dan B.
Nah, perubahan nama golongan darah C menjadi O ini disebabkan karena faktor antigen yang ada pada golongan darah ini.
Pada golongan darah C ternyata tidak ada antigen golongan darah A dan B, tapi mengandung anti-A dan anti-B.
Baca Juga: Sejarah Bendera Merah Putih dan Lagu Indonesia Raya, Materi Belajar dari Rumah SD Kelas 4-6
Akhirnya, di tahun 1910, golongan darah C diganti namanya menjadi O atau null, yang berarti kosong karena tidak memiliki antigen A dan B.
Sedangkan tipe AB yang merupakan golongan darah keempat disebut sebagai tidak ada tipe khusus.
Hal inilah yang menyebabkan saat ini ada empat golongan darah, yaitu A, B, O, dan AB.
Tonton video ini juga, yuk!
-----
Ayo, kunjungi adjar.id dan baca artikel-artikel pelajaran untuk menunjang kegiatan belajar dan menambah pengetahuanmu. Makin pintar belajar ditemani adjar.id, dunia pelajaran anak Indonesia.