Saat Sakit Seseorang Jadi Lebih Sering Tidur, Ternyata Tidur Bisa Jadi Pereda Rasa Sakit Alami

By Tyas Wening, Sabtu, 24 Juli 2021 | 19:30 WIB
Penelitian menunjukkan, tidur saat sakit bisa jadi pereda rasa sakit alami. (Photo by cottonbro from Pexels)

Bobo.id - Ketika sedang sakit, tubuh mengalami berbagai perubahan dan terasa berbeda dengan saat sedang sehat.

Tubuh yang lemas, lesu, dan terasa tidak nyaman menjadi beberapa hal yang terjadi ketika kita sedang sakit.

Selain itu, mengantuk juga menjadi hal yang terjadi saat seseorang mengalami sakit.

Maka dari itu, seseorang yang sedang sakit disarankan agar lebih banyak beristirahat dan tidur.

Baca Juga: 5 Cara Menghilangkan Ngiler saat Tidur, Salah Satunya Gunakan Bantal yang Tinggi

Dengan banyak beristirahat, seperti tidur, maka tubuh akan memiliki lebih banyak waktu untuk memulihkan kondisi kesehatan.

Namun selain memulihkan kondisi kesehatan, tidur saat sedang sakit juga memiliki manfaat lain, lo.

Saat seseorang sakit, tidur ternyata juga bermanfaat untuk menjadi pereda nyeri atau pereda sakit alami.

Cari tahu penjelasannya, yuk!

Kurang Tidur Membuat Tubuh Lebih Peka pada Rasa Sakit

Seorang dosen ilmu saraf, Matthew Walker, dan seorang mahasiswa bernama Adam Krause dari University of California, menemukan bahwa tidur bisa mengurangi rasa sakit di tubuh.

Selain itu, penelitian yang dilakukan menunjukkan kalau saat kurang tidur, tubuh ternyata lebih peka pada rasa sakit, lo.

Penyebab tubuh menjadi lebih peka terhadap rasa nyeri saat kurang tidur adalah karena respons pusat pereda nyeri pada otak menjadi lebih ditekan, teman-teman.

Ini artinya, saat kurang tidur, bagian otak yang mengurangi atau bahkan menghilangkan rasa sakit menjadi tidak responsif seperti biasanya.

Baca Juga: Mengapa Kita Tiba-Tiba Pilek saat Cuaca Dingin? Ini Penjelasannya

Dilakukan Penelitian untuk Ketahui Batas Merasakan Sakit

Saat sedang sakit, seseorang disarankan untuk tidur lebih banyak dari biasanya. (Pixabay)

Dalam melakukan penelitian ini, para ahli melakukan penelitian pada 24 orang peserta, nih, teman-teman.

Penelitian yang dilakukan adalah untuk mengetahui batas rasa sakit yang bisa dirasakan oleh peserta.

Untuk mengetahui batas rasa sakit, peneliti memberikan rangsangan panas pada kaki peserta yang kemudian dipindai menggunakan mesin pemindai atau MRI saat peserta sedang tidur.

Nah, hasil pemindaian tersebut memperlihatkan batas rasa sakit yang bisa dirasakan oleh peserta penelitian.

Peneliti kemudian melakukan percobaan kedua dengan memberikan rangsangan panas pada kaki peserta, tapi bedanya kali ini peserta tidak dalam keadaan tertidur.

Otak yang Berhubungan dengan Rasa Sakit Jadi Lebih Aktif

Ada bagian otak yang berfungsi mengatur rasa sakit yang dirasakan. (Pixabay/hainguyenrp)

Hasil dari dua penelitian yang dilakukan oleh para ahli menunjukkan kalau kurang tidur memang bisa menyebabkan tubuh lebih peka terhadap rasa sakit.

Penyebabnya adalah karena bagian otak yang berkaitan dengan rasa nyeri, yaitu korteks somatosensori otak menjadi lebih aktif saat kurang tidur, lo.

Selain korteks somatosensori, dalam otak juga ada nucleus accumbens, yaitu bagian otak yang melepaskan hormon bahagia dan pereda nyeri.

Nah, pada saat kurang tidur, aktivitas nucleus accumbens ini diketahui menjadi lebih rendah.

Baca Juga: 5 Khasiat Temulawak, Mulai dari Cegah Kanker hingga Jaga Kesehatan Hati

Ada juga bagian insula otak yang menilai rasa sakit serta menyiapkan reaksi tubuh terhadap rasa sakit.

Nah, lagi-lagi saat tubuh kurang tidur, bagian otak lainnya, yaitu insula menjadi kurang aktif, teman-teman.

Padahal, bagian ini berguna untuk memicu senyawa penghilang rasa sakit alami dalam tubuh, termasuk dopamin.

Akibatnya, kurang tidur tidak hanya menyebabkan tubuh menjadi lebih peka pada rasa sakit, lo.

Kurang tidur ternyata juga menyebabkan otak menghalangi meredakan rasa sakit atau nyeri yang dirasakan.

Mengapa Tidur Bisa Jadi Pereda Rasa Sakit Alami?

Karena kurang tidur bisa menyebabkan tubuh menjadi lebih peka terhadap nyeri, ini artinya saat tubuh mendapat tidur yang cukup, maka rasa nyeri yang dirasakan bisa berkurang.

Kesimpulan ini didapatkan dari penelitian lain yang meneliti 230 orang dewasa berhubungan dengan jam tidurnya.

Selain meneliti jam tidur 230 peserta tadi, peneliti juga menghubungkannya dengan kepekaan terhadap rasa sakit yang dialami.

Hasilnya, setiap perubahan jam tidur yang dialami oleh peserta ternyata berpengaruh pada rasa sakit yang dialami keesokan harinya, nih, teman-teman.

Tidur berfungsi sebagai pereda rasa sakit alami. (Pixabay/Victoria_borodinova)

Baca Juga: Ada yang Keriting dan Lurus, Mengapa Rambut Manusia Bisa Berbeda-beda?

Kesimpulan yang didapatkan adalah bahwa tidur bisa menjadi salah satu cara mengurangi rasa sakit yang dirasakan.

Selain itu, tidur juga bisa mengendalikan rasa sakit yang dirasakan seseorang, lo.

Inilah sebabnya saat kita sedang sakit, kita disarankan untuk tidur cukup bahkan kadang lebih banyak, serta mengurangi aktivitas.

Lihat video ini juga, ya, teman-teman!

-----

Ayo, kunjungi adjar.id dan baca artikel-artikel pelajaran untuk menunjang kegiatan belajar dan menambah pengetahuanmu. Makin pintar belajar ditemani adjar.id, dunia pelajaran anak Indonesia.