Bisa Menyerang Pasien COVID-19, Ketahui Sindrom Badai Sitokin dan Gejalanya

By Thea Arnaiz, Kamis, 26 Agustus 2021 | 07:20 WIB
Ketahui sindrom badai sitokin dan gejalanya. (Foto oleh Andrea Piacquadio dari Pexels)

 

Bobo.id - Saat ini kita masih dilanda pandemi COVID-19, gejala yang dialami oleh orang yang mengidap COVID-19 ternyata bisa jadi lebih serius akibat sindrom badai sitokin.

Apa itu sindrom badai sitokin? Sindrom badai sitokin adalah kondisi medis di mana sistem kekebalan tubuh yang kita memproduksi terlalu banyak sinyal inflamasi (peradangan).

Kondisi ini terkadang bisa menyebabkan kegagalan organ dan kematian. Sindrom ini bukanlah penyakit, melainkan masalah medis yang serius akibat beberapa penyebab tertentu.

Baca Juga: Contoh-Contoh Dialog Tentang COVID-19 dalam Bahasa Inggris Lengkap dengan Terjemahannya

Nama lain dari sindrom badai sitokin adalah pelepasan sitokin, atau Cervical root syndrome (CRS).

Sindrom badai sitokin jadi perhatian saat ini karena ditemukan sebagai salah satu alasan kenapa pasien COVID-19 mengalami kondisi yang serius.

Pengertian Sindrom Badai Sitokin

Sindrom badai sitokin adalah respon imun yang berlebihan pada tubuh. Respon ini tidak membuat kebaikan dan justru bisa menyebabkan masalah serius.

Karena, sistem kekebalan tubuh mengandung banyak zat yang berbeda untuk membantu tubuh melawan infeksi.

Kondisi ini mencakup berbagai jenis sel yang berkomunikasi satu sama lain melalui sinyal, yang dikenal dengan sitokin.

Sedangkan ada berbagai jenis sitokin dengan fungsi yang berbeda-beda.

Beberapa sitokin berfungsi merekrut sel-sel kekebalan lainnya, sementara lainnya memproduksi antibodi atau sinyal rasa sakit yang nantinya akan dirasakan oleh tubuh.

Sitokin lainnya bertugas agar pembekuan darah lebih mudah. Ada juga yang membantu menghasilkan peradangan yang dapat membuat pembuluh darah lebih bocor dari biasanya dan sitokin lainnya akan bertugas meredam respon peradangan tubuh.

Produksi dan kerja sitokin harus seimbang agar tidak menyebabkan peradangan berlebihan atau masalah lain pada tubuh.

Jika kondisi tubuh sedang normal, sitokin bekerja untuk membantu mengarahkan respon sistem kekebalan tubuh untuk menangani zat menular, seperti virus atau bakteri.

Baca Juga: Perlu Diingat, Ini Daftar Tempat di Jakarta yang Pengunjungnya Wajib Perlihatkan Serifikat Vaksin COVID-19

Yang menjadi masalah, terkadang respon peradangan tubuh kita bisa terlalu berlebihan dan menyebabkan lebih banyak kerugian daripada kebaikan.

Kadang-kadang tubuh memproduksi terlalu banyak sitokin peradangan tapi tidak cukup sitokin yang mengalihkan peradangan.

Sitokin peradangan akan meyerang diluar kendali tanpa keseimbangan sitokin antiperadangan.

Pada orang yang sedang mengidap sindrom badai sitokin, sitokin tertentu bisa ada di dalam darah dan jumlahnya lebih tinggi dari batasan normal.

Pada pasien yang sedang terkena COVID-19, ditemukan peningkatan sitokin peradangan yang menyebabkan sindrom gangguan pernapasan akut, penyebab utama kematian pada pasien COVID-19.

Gejala Badai Sitokin

Sindrom badai sitokin dapat menyebabkan gejala yang berbeda-beda. Bisa saja gejalanya ringan, seperti terkena flu.

Ada juga yang bergejala lebih parah dan membahayakan keselamatan.

Beberapa gejala yang mungkin muncul meliputi:

Baca Juga: Contoh Teks Berita tentang COVID-19 Beserta Unsur-Unsur dan Strukturnya

Tekanan darah yang menjadi sangat rendah dan meningkatnya pembekuan darah, juga bisa menjadi tanda-tanda dari sindrom badai sitokin yang parah.

Saat badai sitokin menyerang tubuh, jantung mungkin tidak memompa darah dengan baik.

Akibatnya, badai sitokin dapat memengaruhi beberapa sistem organ dan berpotensi menyebabkan kegagalan organ dan kematian.

Untuk menghindari sindrom badai sitokin, sebaiknya teman-teman jangan menaikkan sistem kekebalan tubuh untuk sementara, mengurangi stres, dan tidur cukup sampai COVID-19 dinyatakan sembuh.

Nah, itu teman-teman penjelasan singkat dari sindrom badai sitokin yang bisa menyerang tubuh ketika sedang terkena COVID-19.

Agar tidak mudah terserang virus COVID-19, pastikan teman0teman mencuci tangan, memakai masker, dan tetap jaga jarak, ya.

(Penulis: Galih Pangestu Jati)

----

Ayo, kunjungi adjar.id dan baca artikel-artikel pelajaran untuk menunjang kegiatan belajar dan menambah pengetahuanmu. Makin pintar belajar ditemani adjar.id, dunia pelajaran anak Indonesia.