Kata Gandrung sendiri memiliki arti tergila-gila atau terpeseona.
Maksud dari tergila-gila atau terpesona ini ditujukan pada Dewi Sri yang merupakan Dewi Padi pembawa kesejahtraan pada masyarakat.
Karena itu, tarian ini selalu dilakukan setelah masyarakat melakukan panen besar-besaran untuk menunjukan rasa gembira dan rasa berterima kasih pada Dewi Sri.
Namun, kini tarian itu berkembang dan menjadi seni hiburan untuk masyarakat sekitar.
Kini tarian ini bisa dimainkan pada acara pernikahan, khitanan, dan lain sebagainya.
Pada tarian ini, ada beberapa karakteristik tertentu yang harus dipenuhi sebelum menarikannya.
Yuk! Simak penjelasan berikut.
Karakteristik Tari Gandrung
1. Busana
Pakaian yang digunakan penari Gandrung sangatlah khas dan berbeda dari tarian Jawa lainnya.
Model pakaian yang digunakan merupakan perpaduan dari budaya Jawa dan Bali, yaitu Kerajaan Blambangan.
Pada bagian baju terbuat dari bludru berwarna hitam dengan hiasan ornamen kuning emas serta manik-manik.
Manik-manik tersebut akan berbentuk leher botol yang melilit leher hingga dada.
Di bagian pundak dan separuh punggung dibiarkan terbuka.
Baca Juga: Cari Jawaban Soal Kelas 3 SD Tema 3, Macam-Macam Gerak Tari
Sedangkan pada bagian lengan atas akan ada sebuah kelat bahu dan penari juga mengenakan ikat pinggang sera sembong yang diberi kain.
Untuk selendang akan digunakan di bahu penari.
Lalu pada bagian kepala penari ada sebuah hiasan seperti mahkota yang bernama omprok.
Omprok ini terbuat dari kulit kerbau yang telah diberishkan serta mendapat hiasan ornamen dengan warna emas dan merah.
Pada bagian mahkota itu juga akan ada hiasan tokoh Antasena yang merupakan putra Bima berkela raksasa dengan badan berbentuk ular.