Bobo.id - Upacara Adat dari Jawa Timur jumlahnya banyak dan beragam, salah satunya Upacara Adat Larung Sembonyo.
Upacara Adat Larung Sembonyo merupakan upacara adat sedekah laut yang dilakukan masyarakat lokal Pantai Prigi.
Pantai Prigi terletak di kota Trenggalek, Provinsi Jawa Timur.
Tradisi ini masih dilakukan oleh masyarakat Pantai Prigi, Trenggalek sebagai wujud rasa syukur atas hasil laut yang tersedia di alam.
Upacara Adat Larung Sembonyo ini juga sudah menjadi bagian dari kebudayaan lestari yang dikenal dari Trenggalek.
Lalu, apa sejarah yang menjadi latar belakang dilaksanakannya Upacara Adat Larung Sembonyo?
Baca Juga: Upacara Adat Jawa Barat Ngaruwat Bumi: Sejarah, Tujuan, dan Urutan Prosesinya
Selain itu, apa saja tradisi dan ritual yang dilakukan oleh masyarakat? Berikut ini penjelasannya.
Sejarah Upacara Adat Larung Sembonyo
Sejarah yang menjadi latar belakang Upacara Adat Larung Sembonyo adalah adanya peristiwa gaib.
Sejarah berawal dari adanya pernikahan Tumenggung Yudha Negara yang berasal dari Kerajaan Mataram.
Tumenggung Yudha Negara adalah utusan Kerajaan Mataram untuk melakukan perluasan lahan atau yang dikenal dalam bahasa Jawa yaitu babad alas.
Tumenggung dipercaya sebagai seorang kesatria yang memiliki kekuatan luar biasa dalam bertempur dan babad alas.
Ketika melakukan perluasan lahan, Tumenggung Yudha Negara bersama dengan saudara-saudaranya.
Namun, saudara-saudaranya diberi mandat untuk menjaga dan membuka lahan baru di wilayah yang mereka singgahi.
Sedangkan Tumenggung Yudha Negara melanjutkan perjalanan menuju wilayah Prigi.
Baca Juga: Upacara Adat Aceh Peusijuek: Sejarah dan Tata Cara Prosesinya
Kala itu, wilayah Pantai Prigi dikenal dengan kekuatan gaibnya yang tidak mudah ditaklukkan.
Setelah melakukan bertapa dan meditasi, akhirnya penguasa gaib di wilayah tersebut menyetujui penyerahan wilayah tersebut kepada Tumenggung Yudha Negara.
Tidak diberikan secara percuma, Tumenggung Yudha Negara harus menikahi putri bernama Putri Gambar Inten.
Pernikahan antara dua dunia ini dilaksanakan pada Senin Kliwon, yang saat ini juga diperingati sebagai hari pelaksanaan Upacara Adat Larung Sembonyo.
Tujuan dan Ritual Upacara Adat Larung Sembonyo
Setelah peristiwa gaib tersebut, Tumenggung Yudha Negara dapat membuka lahan baru di wilayah Prigi.
Pantai Prigi akhirnya dapat digunakan untuk masyarakat sebagai tempat tinggal dan tempat mencari nafkah,
Oleh sebab itu, masyarakat merasa bersyukur atas wilayah dan hasil laut yang melimpah dengan melaksanakan upacara adat.
Upacara adat tersebut adalah Upacara Adat Larung Sembonyo yang dilaksanakan setiap Senin Kliwon di Desa Tasik Madu, Prigi.
Sembonyo diambil dari nama mempelai tiru-tiruan yang berbentuk boneka dan dibuat dari tepung beras ketan.
Baca Juga: Upacara Adat Aceh Meugang: Sejarah, Tujuan, dan Tata Cara Pelaksanaan
Adonan tepung dibentuk seperti sepasang mempelai dan diletakkan di atas perahu untuk dilarung.
Perlengkapan yang digunakan dalam Upacara Adat Larung Sembonyo juga dilengkapi dengan sesaji dan seserahan seperti dalam upacara perkawinan adat Jawa.
Upacara Adat Larung Sembonyo juga dikenal dengan nama lain antara lain, Bersih Laut, Sedekah Laut, dan Mbucal Sembonyo.
Jadi, begitulah penjelasan mengenai sejarah, ritual, dan tujuan dilaksanakannya Upacara Adat Larung Sembonyo.
Tonton video ini juga, yuk!
----
Ayo, kunjungi adjar.id dan baca artikel-artikel pelajaran untuk menunjang kegiatan belajar dan menambah pengetahuanmu. Makin pintar belajar ditemani adjar.id, dunia pelajaran anak Indonesia.