Bobo.id - Upacara Adat dari Jawa Timur ada beragam jumlah dan jenisnya.
Setiap upacara adat ini merupakan tradisi yang dilakukan secara turun-temurun oleh masyarakat asli wilayah tersebut.
Salah satu upacara adat yang masih dilakukan adalah Upacara Adat Kasada Bromo.
Sesuai namanya, upacara adat ini dilakukan oleh masyarakat di sekitar wilayah Gunung Bromo.
Gunung Bromo merupakan salah satu gunung paling terkenal di Indonesia. Gunung berapi ini termasuk masih aktif dan berada di wilayah Jawa Timur.
Lalu, apa yang dimaksud dengan Upacara Adat Kasada Bromo? Yuk, simak penjelasan berikut untuk mengenalnya lebih lengkap!
Baca Juga: Upacara Adat Betawi Bikin Rume: Arti, Tujuan, dan Prosesi
Sejarah Upacara Adat Kasada Bromo
Upacara Adat Kasada Bromo atau disebut juga dengan Yadnya Kasada merupakan ritual adat yang digelar oleh orang-orang dari Suku Tengger, Jawa Timur.
Orang Tengger menggelar tradisi Kasada Bromo sejak masa Kerajaan Majapahit sekitar abad ke-13 Masehi.
Sejarah terjadinya tradisi adat ini dimulai ketika putri Raja Brawijaya, yaitu Rara Anteng menikah dengan putra dari seorang Brahmana Kediri, Joko Seger.
Setelah menikah, keduanya tinggal di wilayah yang tak jauh dari Gunung Bromo.
Namun, setelah menikah dalam waktu lama, mereka tidak dikaruniai seorang anak. Akhirnya, mereka berdoa dan memohon untuk meminta buah hati.
Mereka berdoa kepada Sang Hyang Widhi Wasa dan berjanji jika diberikan anak, salah satu anaknya akan dikorbankan.
Tak berselang lama dari doa tersebut, Rara Anteng hamil dan melahirkan. Jumlah anak-anak mereka yaitu 25 anak.
Setelah lahir, salah satu anak mereka yang bernama Raden Kusuma menghilang. Namun, mereka mendengar suara Raden Kusuma dari kawah Gunung Bromo.
Akhirnya Rara Anteng dan Joko Seger selalu memberikan korban berupa hasil bumi pada waktu-waktu tertentu agar dapat hidup aman sejahtera.
Baca Juga: Upacara Adat Jawa Timur, Ini Sejarah dan Ritual Upacara Kebo-keboan
Mulai saat itu, keturunan Rara Anteng dan Joko Seger dan warga masyarakat Tengger selalu melaksanakan tradisi tersebut hingga saat ini.
Tujuan Upacara Adat Kasada Bromo
Upacara adat Kasada Bromo diadakan setiap satu tahun sekali setiap datangnya bulan purnama pada Bulan Kasada atau Kesepuluh menurut Kalender Jawa.
Inilah sebabnya upacara adat ini disebut dengan Upacara Kasada Bromo.
Menurut kalender orang-orang Tengger, upacara adat ini dilaksanakan setiap bulan ke-12.
Mereka akan berkumpul di hamparan pasir (segara wedhi) di kaki Gunung Bromo untuk berdoa dan memberikan sesaji.
Tujuan upacara adat ini adalah sebagai bentuk penghormatan kepada leluhur, memohon agar hasil panen melimpah, dan menolak bala atau bahaya.
Ritual Upacara Adat Kasada Bromo
Setiap melaksanakan upacara adat ini warga Tengger akan berkumpul menyiapkan sesaji dan mulai melakukan ritual.
Baca Juga: Upacara Adat Aceh yang Masih Dilestarikan hingga Sekarang, dari Peusijuek hingga Uroe Tulak Bala
Bagi masyarakat Tengger, Gunung Bromo adalah gunung yang suci. Sebab, Gunung Bromo adalah bagian dari alam yang membantu kehidupan masyarakatnya.
Ketika berkumpul di kaki gunung, masyarakat Tengger akan melemparkan sesaji ke kawah gunung sebagai bentuk penghormatan kepada leluhur.
Tradisi ini dilaksanakan ketika bulan purnama dari tengah malam hingga dini hari.
Bahkan hingga saat ini para warga Tengger masih melakukan upacara adat Kasada Bromo sebagai wujud penghormatan dan rasa syukur.
Nah, itulah penjelasan mengenai sejarah, tujuan, dan ritual yang dilakukan dalam Upacara Adat Kasada Bromo.
Tonton video ini juga, yuk!
----
Ayo, kunjungi adjar.id dan baca artikel-artikel pelajaran untuk menunjang kegiatan belajar dan menambah pengetahuanmu. Makin pintar belajar ditemani adjar.id, dunia pelajaran anak Indonesia.
Bisa Mengisi Waktu Liburan, Playground Berbasis Sains Interaktif Hadir di Indonesia!
Penulis | : | Grace Eirin |
Editor | : | Sarah Nafisah |
KOMENTAR