Peringati Erupsi Gunung Merapi 11 Tahun yang Lalu, Ini Dampaknya bagi Masyarakat

By Grace Eirin, Selasa, 26 Oktober 2021 | 18:50 WIB
Gunung Merapi adalah salah satu gunung api aktif di Indonesia. (Piqsels)

Keadaan Gunung Merapi ketika Erupsi

Pada hari ketika Gunung Merapi mengalami letusan, sebelumnya terdengar gemuruh panjang dari arah gunung.

Semburan abu vulkanik dan kerikil terjadi menyusul erupsi eksplosif Gunung Merapi, Selasa (26/10) pukul 18.10 WIB.

Hujan abu vulkanik putih kecoklatan terpapar hingga Jalan Kaliurang Km 15, sekitar kawasan Pakem, Sleman, dan daerah lain.

Di beberapa dusun, ketebalan abu vulkanik mencapai 5 sentimeter dan menutupi pandangan mata manusia.

Sejarah Erupsi-Erupsi yang Terjadi pada Gunung Merapi 

Gunung Merapi telah mengalami erupsi berkali-kali sepanjang tujuh puluh tahun terakhir ini. 

Baca Juga: Upacara Adat Jawa Timur Kasada Bromo: Sejarah, Tujuan, dan Ritual

Erupsi yang tercatat pertama kali yaitu pada 18 Januari 1954. Gunung Merapi kala itu mengalami letusan yang mengeluarkan awan panas, hujan abu, dan aliran lahar. 

Akibatnya, Desa Tlogolele di perbatasan Boyolali-Magelang dan Desa Tlatah di Boyolali hancur lebur. 

Erupsi selanjutnya terjadi pada 8 Mei 1861, yang meluncurkan awan panas sejauh 12 kilometer ke arah beberapa sungai seperi Sungai Batang, Senowo, Woro, dan Gendol. 

Erupsi juga terjadi pada 8 Oktober 1967. Walaupun digolongkan sebagai erupsi kecil, namun hujan abu menyebar hingga wilayah Magelang, Wonosobo, dan Temanggung. 

Pada 7 hingga 8 Januari 1969, Gunung Merapi kembali mengalami erupsi yang hujan abu dan batunya menyebar di wilayah Sleman, Muntilan, dan Magelang. 

Tahun 1972 hingga 1973, terjadi letusan Gunung Merapi yang digolongkan sebagai tipe vulkanian.