“Yaaa, aku tidak bisa terbang. Kata ibuku tulang kami padat, jadi kami tidak bisa terbang!” kata Pando sedih. “Lagi pula kami, kan, tidak punya sayap!”
“Iya, kata ibuku, kami bangsa burung, bisa terbang karena tulang kami berongga dan punya sayap,” kata anak burung rajawali.Pando melanjutkan perjalanannya sendirian. Ia bertemu seekor anak zebra yang sedang makan rumput di dekat kawanannya.
Baca Juga: Jadi Musuh Pahlawan dalam Cerita Dongeng, Ini 3 Fakta tentang Zombie #MendongenguntukCerdas
Ketika Pando mengajaknya bertualang, anak zebra berkata,
“Wah, kuda zebra saja tidak berani berjalan sendiri meninggalkan kelompok. Kalau kami sendirian, musuh akan menerkam kami dengan mudah. Kalau berkelompok, musuh akan melihat kami sebagai kesatuan, seperti benda belang hitam putih yang besar sekali. Jadi, kami aman!”Pando pamit dan berjalan lagi. Setiba di sebuah gua besar ia melihat dua ekor anak harimau.
Pando memperkenalkan namanya dan menyampaikan maksudnya. Salah seekor anak harimau itu berkata,“Ibu kami sedang berburu. Kami disuruh menunggu di sini karena ini gua yang aman. Kami tidak boleh keluar.”
Pando menghela nafas. Susah amat, sih, mencari teman bertualang.“Sepertinya tidak ada yang mau ikut berpetualang bersamaku!” keluh Pando pada anak-anak harimau itu.
“Saya mau, kok!” terdengar sebuah suara yang halus. Pando menoleh kea rah suara itu. Aaah! Seekor anak ular yang bersisik hitam kekuningan!