Dongeng Anak: Pando Mencari Teman Berpetualang #MendongenguntukCerdas

By Sarah Nafisah, Selasa, 7 Desember 2021 | 18:45 WIB
Dongeng Anak: Pando Mencari Teman Berpetualang (Dok. Majalah Bobo)

 

Bobo.id - Teman-teman sudah tahu manfaat mendongeng, kan? Mendongeng bisa membuat kita menjadi cerdas.

Nah, hari ini ada dongeng anak yang berjudul Pando Mencari Teman Berpetualang.

Jangan lupa untuk membaca dongeng atau minta orang tuamu untuk mendongeng untukmu, ya!

----------

Baca Juga: Dongeng Anak: Serunai Batang Padi #MendongenguntukCerdas

Pando adalah seekor anak beruang jantan. Ia tampan, gendut, dan pandai. Seperti induk-induk beruang lainnya, ibu Pando juga sering menasihatinya,“Jangan pergi jauh-jauh, Pando. Dekat-dekat saja sama ibu. Kamu masih kecil. Banyak bahaya jika kamu pergi jauh-jauh. Kamu bisa dimangsa hewan besar, masuk dalam perangkap, atau dipagut ular berbisa!”

Akan tetapi, Panda ingin bertualang. Ia membayangkan senangnya berjalan-jalan di hutan bersama teman. Sayang, tak ada anak beruang lainnya yang mau menentang nasihat ibu mereka.Ketika ibunya lengah, Pando pun pergi sendiri. Mula-mula ia bertemu seekor anak rajawali. Ia mengajak anak rajawali itu bertualang bersamanya. Namun, anak rajawali itu berkata,

“Aku tidak suka berjalan. Aku suka terbang tinggi. Kalau kamu bisa terbang, ayo kita bersama-sama mengarungi angkasa!”

“Yaaa, aku tidak bisa terbang. Kata ibuku tulang kami padat, jadi kami tidak bisa terbang!” kata Pando sedih. “Lagi pula kami, kan, tidak punya sayap!”

“Iya, kata ibuku, kami bangsa burung, bisa terbang karena tulang kami berongga dan punya sayap,” kata anak burung rajawali.Pando melanjutkan perjalanannya sendirian. Ia bertemu seekor anak zebra yang sedang makan rumput di dekat kawanannya.

Baca Juga: Jadi Musuh Pahlawan dalam Cerita Dongeng, Ini 3 Fakta tentang Zombie #MendongenguntukCerdas

Ketika Pando mengajaknya bertualang, anak zebra berkata,

“Wah, kuda zebra saja tidak berani berjalan sendiri meninggalkan kelompok. Kalau kami sendirian, musuh akan menerkam kami dengan mudah. Kalau berkelompok, musuh akan melihat kami sebagai kesatuan, seperti benda belang hitam putih yang besar sekali. Jadi, kami aman!”Pando pamit dan berjalan lagi. Setiba di sebuah gua besar ia melihat dua ekor anak harimau.

Pando memperkenalkan namanya dan menyampaikan maksudnya. Salah seekor anak harimau itu berkata,“Ibu kami sedang berburu. Kami disuruh menunggu di sini karena ini gua yang aman. Kami tidak boleh keluar.”

Pando menghela nafas. Susah amat, sih, mencari teman bertualang.“Sepertinya tidak ada yang mau ikut berpetualang bersamaku!” keluh Pando pada anak-anak harimau itu.

“Saya mau, kok!” terdengar sebuah suara yang halus. Pando menoleh kea rah suara itu. Aaah! Seekor anak ular yang bersisik hitam kekuningan!

“Saya juga sendirian, saya kesepian!”Waaaah, Pando berlari pergi. Itu, kan, ular berbisa!

“Sana, sana, menjauh dariku. Ibumu pasti ada di dekat sini. Ibumu sangat berbahaya!” kata Pando panik.“Tidak, Pando,” anak ular menyahut mais. “Sejak lahir, ibuku tidak peduli padaku dan saudara-saudaraku. Malah aku tidak tahu ibuku ada di mana. Kami dibiarkan mencari makan dan berkelana sendiri. Semua saudaraku sudah mati dimangsa, diburu, kepanasan, kedinginan atau kelaparan. Aku mau menemanimu bertualang!””Ah, kasihan sekali kamu. Ibuku menjagaku baik-baik dan memberiku makanan enak!” kata Pando.

Tiba-tiba saja ia teringat pada ibunya. Mungkin ibunya sekarang sedang bingung karena kehilangan dia.

Baca Juga: Bisa Terbang dengan Bubuk Peri, Ini 5 Hal Menarik tentang Peter Pan #MendongenguntukCerdas

“Hei, hei, kalian berdua pergilah. Kalau ibu kami datang, kalian berdua dalam bahaya. Ibuku paling tidak suka kalau ada hewan lain berada di dekat anaknya!” tegur salah seekor anak harimau.

Pando merasa tidak aman berteman dengan anak ular. Ia pun berlari pergi sambil berseru,

“Maaf ya, teman. Ibuku pasti sedang mencariku. Aku harus pulang!” Tubuhnya yang gemuk pendek bergoyang-goyang ketika berlari.Tiba-tiba… BHUK! BHUK!Dua hantaman keras menghantam pantat Pando sampai ia terjatuh. Pando sangat terkejut dan kesakitan.

“Mati aku!” pikir Pando.

Dengan gemetar Pando bangkit dan menatap penyerangnya. Puuufh, Pando bernafas lega. Di hadapannya berdiri ibunya dan memandangnya dengan marah.“Anak nakal! Sudah Ibu bilang jangan pergi jauh-jauh. Ini malah mendekati anak harimau dan ngobrol dengan anak ular!” omel Ibu Pando.

“Maafkan Pando, Bu!” ujar Pando tetap gembira walau dimarahi. “Bu, ibu ular itu tidak menjaga anak-anaknya. Semua saudara anak ular itu sudah mati!” kata Pando. “Tetapi ibu menjagaku dengan sangat baik!”

“Iya, tetapi kamu malah bandel!” kata ibu Pando masih jengkel.“Bu, aku berjanji akan dekat-dekat ibu selamanya!” kata Pando sungguh-sungguh.

Baca Juga: Digunakan sebagai Kendaraan Kerajaan di Negeri Dongeng, Ini Fakta Unik Kereta Kencana di Dunia Nyata #MendongenguntukCerdas“Iiih, tidak perlu selamanya!” kata ibu Pando. “Bila sudah dewasa seperti ayahmu, kamu boleh berpetualang ke mana saja. Pada waktu itu, kamu sudah bisa melindungi dirimu sendiri. Jadi, sabar saja sampai kamu dewasa!”

Wah, Pando senang sekali mendengar penjelasan ibunya.“Sekarang, aku janji akan belajar dengan rajin, Bu,” ucap Pando manja. “Aku juga harus makan yang banyak ya, Bu, supaya cepat besar!”Ibu Pando tertawa.

Cerita oleh: Widya Suwarna. Ilustrasi: Dok. Majalah Bobo

#MendongenguntukCerdas

Tonton video ini, yuk!

 

 

----

Ayo, kunjungi adjar.id dan baca artikel-artikel pelajaran untuk menunjang kegiatan belajar dan menambah pengetahuanmu. Makin pintar belajar ditemani adjar.id, dunia pelajaran anak Indonesia.