Tiba-tiba...
Tong tong tong...
Terdengar suara kentongan dipukul. Jacob pun berpakaian dan bergegas ke balai kota. Di sana sudah banyak orang berkumpul. Di atas panggung, tampak para prajurit membawa obor. Di tengah panggung ada seorang laki-laki yang diikat tali.
"Andrew..," pekik Jacob.
Baca Juga: Apa Saja Perbedaan antara Cerpen, Dongeng, Fabel, dan Novel?
"Orang inilah yang mencuri di toko obat kerajaan!" seru hakim kerajaan.
"Ia harus dihukum gantung karena telah melanggar peraturan!" orang-orang berteriak-teriak. Raja dan ratu duduk di singgasana. Algojo memasang tali ke leher Andrew. Tunggu!" seru Jacob sambil menerobos kerumunan orang banyak. "Yang Mulia Raja dan Ratu, Yang terhormat Hakim! Saya mohon dengarkanlah saya..," ujarnya ketika berhasil tiba di hadapan Raja dan Ratu Bronsa. Orang-orang terdiam.
"Saya tahu, teman saya ini bersalah. Tapi dia mencuri obat itu untuk menyembuhkan ibunya yang sakit keras. Hanya obat ini yang dapat menyembuhkannya. Obat ini sangat langka dan mahal, sementara kami hanya penebang kayu."
"Oh, jadi kamu tahu kalau teman kamu mencuri, tapi tidak melaporkannya kepada kerajaan? Kalau begitu kamu juga harus dihukum!" teriak hakim kerajaan. Dua orang algojo menarik Jacob naik ke atas panggung. Orang-orang kembali berteriak-teriak.
'Tunggu..," titah Raja Bronsa. Orang-orang kembali terdiam. Beliau menatap Andrew, "Siapa namamu?"
"Andrew, Paduka."
"Benar apa yang dikatakan sahabatmu? Kau mencuri obat ini untuk menyembuhkan sakit ibumu?" Andrew mengangguk pelan.