Maka dari itu, kita bisa menunjukkan ketakutan secara alami melalui respons tubuh.
Misalnya, kita berlari ketika mendengar suara di tempat sepi, atau menutup wajah dengan selimut.
Saat merasa takut atau stres, amigdala akan aktif sementara otak sadar akan dikesampingkan.
Bersamaan dengan proses tersebut, pelepasan neurokimia dan hormon membuat denyut jantung semakin meningkat.
Amigdala mengirimkan tanda darurat ketika kita marah atau takut, ke hipotalamus yang mengendalikan sistem saraf otonom.
Sistem saraf otonom terdapat pada pernapasan dan detak jantung. Ini mengapa ketika marah atau takut, pernapasan sulit dikendalikan dan detak jantung meningkat.
Kemudian, hipotalamus akan mengirimkan sinyal ke seluruh tubuh untuk memastikan kita bereaksi terhadap emosi tersebut.
Baca Juga: Bukan Cuma Orang Dewasa, Penyakit Stroke Juga Bisa Menyerang Anak-Anak, Kenali 8 Gejalanya
Respons tersebut dapat berupa lari atau bersembunyi ketika merasa ketakutan.
Mengapa kita lebih mudah mengingat hal yang menakutkan?
Ada dua bagian otak yang berperan mengendalikan rasa takut kita, yaitu amigdala dan hipokampus.
Amigdala berfungsi memicu rasa takut, sementara hipokampus berfungsi membantu membangun ingatan.