Bisa Rusak Lingkungan dan Bahaya bagi Manusia, Kenapa Hiroshima-Nagasaki Kini Bisa Dihuni Setelah Terkena Bom Nuklir?

By Amirul Nisa, Senin, 7 Maret 2022 | 14:30 WIB
Monumen ledakan bom nuklir pada Perang Dunia II di Hiroshima. (paulmuenzner0/pixabay)

Serangan yang terjadi pada Perang Dunia II itu cukup terkenal karena banyaknya korban jiwa dan kerusakan lingkungan pada dua wilayah di Jepang.

Dampak kerusakan lingkungan itu terjadi dalam waktu yang lama, hingga tidak bisa dihuni.

Namun, kini Hiroshima dan Nagasaki mulai dihuni mulai penduduk Jepang sekitar 1,6 juta orang.

Hal ini berbeda dengan sebuah peristiwa kecelakaan nuklir yang ada di Ukraina pada 26 April 1986 setelah Perang Dunia II.

Wilayah di Ukraina tersebut, hingga kini tidak bisa dihuni manusia karena radiasi nuklir masih kuat.

Walau sama-sama pernah terkena radiasi nuklir, ternyata ada beberapa perbedaan yang berdampak besar.

Berikut akan dijelaskan alasan Hiroshima dan Nagasaki bisa kembali pulih sehingga bisa dihuni manusia.

Baca Juga: Pripyat, Kota Hantu Tak Berpenghuni yang Ditinggalkan Karena Ledakan Reaktor Nuklir

Jumlah Kandungan Nuklir

Ledakan bom nuklir yang terjadi di Hiroshima dan Nagasaki memiliki jumlah kandungan nuklir yang tidak terlalu banyak.

Pada bom nuklir pertama terdapat sekitar 140 pon uranium dan bom kedua memiliki 14 pon putonium yang meledak.

Namun berjalannya waktu radiasi nuklir tersebut mulai berkurang dan hilang.