Baru Tahu, Ternyata Kita Tidak Boleh Asal Memberi Makan Hewan Liar, Ini Alasannya

By Grace Eirin, Selasa, 29 Maret 2022 | 19:00 WIB
Mengapa hewan atau satwa liar tidak boleh diberi sembarang makanan oleh manusia? (Delphine SCHIEB/Unsplash)

Bobo.id - Teman-teman, pernahkah kamu menemukan hewan liar di sekitar rumahmu, kemudian kamu beri makan? 

Sebagai manusia, kita memiliki rasa belas kasih kepada hewan liar yang tersesat, sehingga kita berusaha menolong dan memberi mereka makan. 

Namun, memberi makan satwa liar tidak selalu merupakan hal baik, teman-teman. Sebab, bisa saja makanan yang kita berikan tidak cocok untuk pencernaan hewan tersebut. 

Berikut ini penjelasan dan alasan mengapa kita tidak boleh sembarangan memberi makan kepada satwa-satwa liar. 

Menularkan Penyakit dan Parasit

Menurut Jeannine Fleegle, seorang ahli biologi dari Pennsylvania State Game Commission, ketika kita memberikan makanan kepada hewan liar, maka bisa berisiko menularkan penyakit. 

Sebab, parasit dan bakteri pembawa penyakit dapat ditemukan pada tempat makan yang kita gunakan saat memberi makan beragam hewan liar.

Parasit adalah organisme yang hidup dan mengisap makanan dari organisme lain yang ditempelinya. 

Hal ini terjadi di Pennsylvania, bagaimana rusa dapat tertular penyakit yang disebut Penyakit Wasting Kronis melalui paparan urin, air liur, dan kotoran yang berkumpul di sekitar tempat makan rusa. 

Baca Juga: Contoh Soal dan Pembahasan Materi tentang Adaptasi yang Dilakukan Makhluk Hidup

Fleegle menjelaskan bahwa pakan yang biasanya diberikan kepada rusa, ternyata bisa menarik hewan lain seperti tupai, tikus, sigung, rubah, dan sebagainya. 

Jika rusa bisa tertular penyakit melalui tempat makannya, maka hewan-hewan lain yang disebutkan di atas juga mempunyai risiko yang sama. 

Itulah mengapa kita sebaiknya tidak memberikan makanan secara sembarangan kepada hewan-hewan liar, teman-teman. 

Hewan Liar bukan Hewan Peliharaan

Selain alasan penularan penyakit, kita perlu menyadari bahwa hewan liar bukanlah hewan peliharaan.

Hewan liar terbiasa mencari makan sendiri, bertahan hidup di alam liar dengan beradaptasi atau berburu. 

Nah, jika kita terbiasa memberikan makanan pada hewan liar yang kita temukan di lingkungan sekitar, mereka bisa bergantung kepada manusia. 

Hal ini berakibat buruk, karena hewan liar menjadi lebih sering datang ke permukiman warga dan justru bisa membahayakan masyarakat. 

Jadi, lebih baik kita biarkan hewan liar menemukan makanannya sendiri di wilayah mereka sesuai dengan naluri hewan. 

Baca Juga: Baru Tahu, Kebiasaan Keledai dan Kuda Ini Ternyata Bisa Bantu Spesies Hewan Lain, Bagaimana Caranya?

Cara Melestarikan Hewan Langka 

Meskipun jarang, hewan liar yang datang ke rumah atau berkeliaran di sekitar lingkungan rumah bisa jadi adalah hewan langka. 

Lalu, apa yang sebaiknya kita lakukan ketika kita menemukan spesies hewan langka?

Hewan langka tidak sebaiknya diburu atau dipelihara untuk kepentingan pribadi. Lebih baik laporkan penemuan spesies hewan langka kepada tempat konservasi terdekat. 

Upaya perlindungan hewan juga sudah tertulis dalam Undang – Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistemnya. 

Jadi, jika ada orang yang melanggar dan melakukan kejahatan terhadap hewan liar, dapat dikenai hukuman. 

Pasal 21 ayat 2, disebutkan bahwa setiap orang dilarang untuk menangkap, melukai, membunuh, menyimpan, memiliki, memelihara, mengangkut dan memperniagakan satwa dilindungi baik dalam keadaan hidup maupun mati.

Jika melanggar, seseorang dapat dijatuhi hukuman 5 tahun penjara dan denda seratus juta rupiah. 

Ketika kamu menemukan aksi kejahatan ini, kamu bisa melaporkan ke organisasi perlindungan satwa liar, atau Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) setempat.

Kuis!

Apa perbedaan antara hewan liar dan hewan peliharaan?

Petunjuk: Cek di halaman 2!

Tonton video ini, yuk!

----

Ayo, kunjungi adjar.id dan baca artikel-artikel pelajaran untuk menunjang kegiatan belajar dan menambah pengetahuanmu. Makin pintar belajar ditemani adjar.id, dunia pelajaran anak Indonesia.