Bobo.id - Ketika teman-teman sakit, biasanya dokter akan memberikan obat antibiotik untuk melawan penyebab penyakit, seperti bakteri atau parasit tertentu.
Namun, mengonsumsi obat antibotik tentu tidak bisa sembarangan dan harus disesuaikan dengan jenis penyakitnya.
Antibiotik tidak bisa kita gunakan untuk mengobati influenza atau infeksi jamur, seperti sariawan atau penyakit kulit.
Oleh karena itu, teman-teman tidak bisa meminta dokter untuk meresepkan antibiotik jika tidak sesuai dengan penyakit yang kita alami.
Karena, minum obat yang tidak tepat, dapat memperburuk kondisi kesehatan, lo.
Tubuh kita bisa saja kebal terhadap kuman penyakit dan obat antibiotiknya, serta membuat penyakit semakin sulit disembuhkan.
Melansir dari NHS, antibiotik baru diberikan oleh dokter jika infeksi sulit sembuh tanpa obat, menular, atau berisiko memicu penyakit lainnya jika tidak segera diobati.
Untuk itu, dokter tidak akan meresepkan antibiotik, jika infeksi virus, jamur, atau bakteri tergolong ringan.
O iya, obat antibiotik yang digunakan ternyata tidak hanya ada satu jenis, kok. Ada berbagai macam jenis obat antibiotik dengan nama yang berbeda-beda.
Baca Juga: Jalani Ibadah Puasa, Bagaimana Cara Sembuhkan Sakit Kepala Tanpa Minum Obat?
Lalu, apa saja jenis-jenis obat antibiotik tersebut? Yuk, cari tahu dengan menyimak penjelasannya berikut ini.
Jenis-Jenis Antibiotik yang Umum Digunakan Beserta Fungsinya
1. Penisilin
Antibiotik jenis ini biasanya digunakan untuk mengobati infeksi umum yang sering dialami oleh beberapa pasien, seperti infeksi saluran pernapasan, infeksi telinga, atau rematik.
Penisilin ini dapat membunuh bakteri dengan menghambat pertumbuhan dinding sel bakteri yang baru.
Selain itu, penisilin hanya bisa digunakan untuk infeksi penyakit yang disebabkan oleh bakteri, bukan untuk infeksi virus, jamur, atau parasit. Contoh obat penisilin adalah amoksisilin.
2. Sefalosporin
Cara kerja antibiotik ini sama dengan penisilin, yaitu membunuh bakteri dengan menghambat pertumbuhan dinding sel bakteri yang baru.
Sefalosporin dibuat dari jamur Acremonium yang dapat mengobati infeksi bakteri, seperti otitis media (radang telinga tengah), pneumonia, meningitis, infeksi tulang, ginjal, dan tenggorokan.
Baca Juga: Sama-Sama Digunakan untuk Memasukkan Obat ke Dalam Tubuh, Apa Bedanya Infus dan Suntikan?
Contoh obat sefalosporin adalah cefotaxim dan cefixime.
3. Aminoglikosida
Antibiotik jenis ini biasanya digunakan untuk mengobati infeksi yang sangat berbahaya, contohnya penyakit septikemia.
Septikemia adalah gangguan pada darah, akibat masuknya bakteri dan menyebabkan tubuh mengalami keracunan darah.
Penggunaan antibiotik ini harus di bawah pengawasan dokter, karena dapat menyebabkan sejumlah efek samping seperti, gangguan pendengaran dan kerusakan ginjal.
Contoh obat aminoglikosida, ada amikacin dan gentamicin.
4. Tetracycline
Antibiotik jenis ini biasanya digunakan untuk berbagai macam infeksi bakteri, seperti infeksi kulit, infeksi saluran kemih, saluran pencernaan, dan lain-lain.
Cara kerjanya dengan menghambat pertumbuhan dan perkembangbiakan bakteri di dalam tubuh.
Contoh obat tetracycline adalah tetrasiklin dan doksisiklin.
5. Makrolida
Antibiotik jenis ini biasanya digunakan untuk mengobati infeksi bakteri yang umum terjadi, seperti pneumonia, radang panggul, dan infeksi telinga.
Selain itu, obat ini juga diberikan oleh dokter kalau pasiennya alergi pada antibiotik jenis penisilin atau sudah kebal terhadap penisilin.
Contoh obat antibiotik makrolida adalah eritromisin dan klaritromisin.
Nah, itulah jenis-jenis antibotik yang sering digunakan untuk menyembuhkan penyakit tertentu.
Penggunaan antibotik harus diresepkan oleh dokter agar penyembuhannya tepat dan tidak terjadi efek samping.
(Penulis: Mahardini Nur Afifah)
Tonton video ini, yuk!
----
Ayo, kunjungi adjar.id dan baca artikel-artikel pelajaran untuk menunjang kegiatan belajar dan menambah pengetahuanmu. Makin pintar belajar ditemani adjar.id, dunia pelajaran anak Indonesia.