Mengapa Kita Tidak Dianjurkan Langsung Makan Nasi saat Berbuka Puasa?

By Grace Eirin, Sabtu, 16 April 2022 | 18:00 WIB
Saat berbuka puasa sebaiknya jangan langsung makan nasi. (Shardar Tarikul Islam/Unsplash)

Bobo.id - Saat berbuka puasa, sebaiknya kita mengonsumsi air putih dan kurma sebagai takjil. 

Kandungan gula dari buah kurma bermanfaat dan lebih aman karena tidak menyebabkan peningkatan kadar gula dalam darah.

Sebab, ketika kita berpuasa, tidak jarang kadar gula darah dalam tubuh bisa menurun. Nah, buah kurma ini membantu mengendalikannya. 

Namun, tahukah kamu mengapa kita dianjurkan untuk menikmati menu takjil sebelum makan berat saat berbuka puasa? 

Dilansir dari halodoc.com, inilah alasan dari sisi kesehatan mengapa kita tidak dianjurkan langsung makan nasi saat berbuka puasa. 

Berhubungan dengan Sistem Pencernaan

Rata-rata waktu puasa di Indonesia yaitu sekitar 13 hingga 14 jam. Selama waktu tersebut, sistem pencernaan sepenuhnya beristirahat dan tidak bekerja.

Nah, mengonsumsi makanan besar saat berbuka menyebabkan sistem pencernaan dipaksa bekerja keras. Kondisi tersebut bisa menimbulkan gejala gangguan pencernaan. 

Berbuka puasa dengan makanan berat, seperti mengonsumsi nasi, dapat memicu kenaikan kadar gula, yang berakibat tubuh menjadi lemas.

Baca Juga: Sering Jadi Sebutan Makanan Berbuka Puasa, Apa Sebenarnya Takjil Itu?

Akibatnya, otak akan kekurangan oksigen dan glukosa, sehingga membuat seseorang lebih mudah mengantuk.

Dikutip dari halodoc.com, anjuran buka puasa yang baik seharusnya mengonsumsi makanan ringan atau takjil terlebih dulu, tetapi jangan berlebihan.

Setelah itu diikuti dengan konsumsi makanan berat 30 menit kemudian. Jika dipaksakan, perut bisa saja menjadi tidak nyaman, kembung, mual, atau terasa perih.

Pengaruh Puasa bagi Kadar Gula Darah

Dilansir dari alodokter.com, puasa dapat merangsang perbaikan metabolisme tubuh dan meningkatkan kinerja insulin, yakni hormon yang mengatur kadar gula darah.

Namun, ketika seseorang berpuasa, kadar gula darahnya kemungkinan bisa mengalami penurunan.

Dikutip dari halodoc.com, kondisi ini disebabkan karena seseorang tidak makan dan minum selama hampir 14 jam.