Bobo.id - Nasi tumpeng jadi salah satu hidangan yang sering dijadikan simbol perayaan Hari Kemerdekaan Indonesia setiap 17 Agustus.
Biasanya, nasi tumpeng akan dihidangkan dengan berbagai lauk di atas tampah atau wadah pipih yang terbuat dari anyaman bambu.
Kunci kenikmatan tumpeng bukan cuma pada rasa, melainkan juga pada susunannya yang tidak retak, teman-teman.
Selain itu, nasi tumpeng juga tidak boleh keras, karena umumnya tumpeng tidak akan langsung disantap.
Dilansir dari Kompas.com, berikut ini tips memubat tumpeng anti retak dan tidak keras. Simak, yuk!
1. Pilih Beras Berkualitas
Dalam membuat hidangan nasi tumpeng, penting untuk memilih beras yang berkualitas baik, bersih, wangi, dan pulen.
Ini karena beras yang pera bisa berisiko membuat tumpeng menjadi sudah dibentuk, retak, hingga roboh.
Perlu diingat, nasi merupakan komponen utama dalam membuat tumpeng. Untuk itu, usahakan untuk membeli beras kualitas terbaik.
2. Campur Beras dan Beras Ketan
Rahasia membuat nasi tumpeng tidak keras, mudah dicetak, dan tidak mudah roboh ada pada campuran beras dan beras ketan.
Baca Juga: Meskipun Berbentuk Kerucut, Cara Memotong Tumpeng yang Benar Bukan dari Puncaknya, lo!
Rendam campuran beras dan beras ketan beberapa jam sebelum masak nasi. Jika sudah, kukus hingga matang.
Tutupi nasi yang sudah matang dengan plastik untuk mencegah nasi kering dan keras karena terkena udara.
3. Masukkan Daun Pisang di Ujung Cetakan Tumpeng
Sebelum memasukkan nasi ke dalam cetakan tumpeng, ada baiknya untuk memberikan daun pisang pada bagian dalam ujung cetakan.
Daun pisang ini bisa membantu agar nasi tidak lengket dalam cetakan tumpeng dan hasilnya kerucut sempurna.
4. Jangan Tekan Nasi Terlalu Padat
Saat proses cetak nasi, jangan tekan nasi terlalu kencang ke dalam cetakan tumpeng, teman-teman.
Sebab, jika kita membuatnya terlalu padat, maka nasi yang diguanakan untuk tumpeng bisa menjadi keras.
Jangan khawatir tumpeng roboh atau retak, karena jika sudah dicampur beras ketan, maka nasi akan merekat dengan baik.
Makna Nasi Tumpeng pada Hari Kemerdekaan Indonesia
Nasi tumpeng seringkali kita jumpai saat perayaan kemerdekaan Indonesia, pada 17 Agustus setiap tahunnya.
Baca Juga: Berkunjung ke Kota Bogor, Jangan Lupa Cicipi Jajanan Khas Dodongkal
Nasi tumpeng kerap disajikan dan dikreasikan dengan berbagai bentuk dan hiasan lauk pauk.
Lantas, mengapa nasi tumpeng ini identik dengan perayaan kemerdekaan Indonesia yang jatuh pada tanggal 17 Agustus, ya? Simak, yuk!
1. Bentuk Rasa Syukur
Dilansir dari Kompas.com, nasi tumpeng merupakan bentuk rasa syukur atas kemerdekaan yang telah kita nikmati.
Konsep bersyukur ini biasanya berkaitan langsung dengan Tuhan atas rahmat yang telah diberikan kepada kita.
Hubungan manusia dengan Tuhan dan manusia dengan sesesamanya ini digambarkan dengan bentuk kerucut dalam nasi tumpeng.
2. Simbol Kondisi Alam Indonesia
Tak hanya itu saja, nasi tumpeng juga dianggap sebagai salah satu bentuk kondisi alam Indonesia yang dipenuhi gunung api.
Banyaknya gunung yang ada di Indonesia ini memberikan banyak kekayaan alam dan manfaat bagi manusia.
Selain itu, gunung juga merupakan salah satu tempat sakral di mana merupakan tempat bersemayam para dewa dan arwah leluhur.
3. Punya Makna di Setiap Lauknya
Baca Juga: Ada Bakso Bentuknya Seperti Tumpeng di Yogyakarta, Tertarik Mencicipi?
Seperti kita tahu, dalam hidangan nasi tumpeng biasanya dilengkapi dengan lauk-pauk yang mengelilinginya.
Tahukah teman-teman? Ternyata, setiap lauk yang disajikan di nasi tumpeng memiliki maknanya masing-masing.
Misalnya, telur rebus melambangkan pentingnya etos kerja dan perlunya perencanaan yang matang dalam setiap tindakan.
Kacang panjang yang diibaratkan sebagai pemikiran yang jauh ke depan. Taoge yang melambangkan proses untuk terus tumbuh.
Cabai merah sebagai simbol penerangan yang bermanfaat untuk banyak orang dan ikan teri yang menyimbolkan kerukunan dan kebersamaan.
Nah, itulah tips memasak nasi kuning lengkap dengan makna nasi tumpeng untuk perayaan kemerdekaan Indonesia.
Baca Juga: Mengenal Nasi Tumpeng, Nasi Kuning Berbentuk Kerucut yang Penuh Makna
(Penulis: Silvita Agmasari/Fransiska Viola Gina)
----
Kuis! |
Mengapa beras pera tidak dianjurkan untuk membuat nasi tumpeng? |
Petunjuk: cek di halaman 1! |
Tonton video ini, yuk!
----
Ayo, kunjungi adjar.id dan baca artikel-artikel pelajaran untuk menunjang kegiatan belajar dan menambah pengetahuanmu. Makin pintar belajar ditemani adjar.id, dunia pelajaran anak Indonesia.