Biografi Ahmad Yani Pahlawan Revolusi yang Gugur pada Peristiwa G30SPKI

By Thea Arnaiz, Rabu, 28 September 2022 | 15:00 WIB
Biografi Ahmad Yani sebagai salah satu Pahlawan Revolusi yang gugur dalam peristiwa Gerakan 30 September PKI 1065. ( Davidelit/wikipedia)

Bobo.id - Biografi Ahmad Yani Pahlawan Revolusi, lahir di Purworejo, Jawa Tengah pada 19 Juni 1922.

Ahmad Yani ditetapkan sebagai Pahlawan Revolusi berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 317 Tahun 1965 dan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2009 tentang Gelar, Tanda Jasa, dan Tanda Kehormatan bersama 9 Pahlawan Revolusi lainnya, yaitu: 

1. Raden Suprapto 

2. Mas Tirtodarmo Haryono 

3. Siswondo Parman 

4. Donald Issac Pandjaitan 

5. Sutoyo Siswomiharjo 

6. Andreas Tendean 

7. Karel Sadsuitubun 

8. Katamso Darmokusumo 

9. Sugiyono Mangunwiyoto 

Baca Juga: Perbedaan Pahlawan Revolusi dan Pahlawan Nasional Beserta Tokohnya

Apa Itu Pahlawan Revolusi? 

Pahlawan Revolusi adalah gelar pahlawan yang diberikan oleh pemerintah kepada sejumlah perwira militer yang gugur dalam peristiwa Gerakan 30 September 1965.

Pada saat Gerakan 30 September 1965 (G30S/PKI) terjadi, saat itu Ahmad Yani menjabat sebagai Jenderal Tentara Nasional Indonesia (TNI) Angkatan Darat.

Posisi ini sudah dijalankan tanggung jawabnya oleh Ahmad Yani sejak tahun 1962 sampai gugurnya pada 1965.  

Pendidikan Formal Jenderal Ahmad Yani 

Sebelum menjabat di TNI, Ahmad Yani menempuh pendidikan formal di HIS (Hollandsch-Inlandsche School) yang ada di Bogor dan selesai pada tahun 1935.

HIS setara dengan tingkat Sekolah Dasar (SD), berikut pendidikan formal yang ditempuh oleh Jenderal Ahmad Yani, yaitu: 

- Hollandsch-Inlandsche School (HIS) di Bogor sampai 1935 

- Meer Uitgebreid Lager Onderwijs (MULO) di Bogor sampai 1938 

- Algemene Middelbare School (AMS) di Jakarta sampai 1940 

- Pendidikan militer pada Dinas Topografi Militer di Malang 

- Pendidikan Heiho di Magelang 

- Tentara Pembela Tanah Air (PETA) di Bogor 

Baca Juga: Contoh Soal dan Pembahasan Materi tentang Pahlawan Revolusi, Nasional, dan Kemerdekaan

- Command and General Staff College (CGSC) di Fort Leavenworth, Kansas, Amerika Serikat pada 1955 

- Special Warfare Course di Inggris pada 1956 

Prestasi Militer Ahmad Yani 

Awalnya Ahmad Yani punya posisi sebagai sersan ketika baru saja memulai pendidikan militernya.

Kemudian, karena Hindia Belanda saat itu diduduki oleh Jepang, maka Ahmad Yani mengembangkan bakat militernya dengan mengikuti Pendidikan Heiho di Magelang.

Kemudian, pendidikan militernya dilanjutkan bersama pasukan PETA yang bermarkas di Bogor.

Sejak saat itulah, kemampuan Ahmad Yani sebagai anggota pasukan militer semakin ahli dan turut berjuang untuk merebut kemerdekaan Indonesia dari penjajah.

Setelah kemerdekaan Indonesia, dibentuklah Tentara Keamanan Rakyat (TKR) pada 5 Oktober 1945, yaitu angkatan perang bersenjata pertama di Indonesia.

Ahmad Yani pun diangkat menjadi Komandan TKR untuk wilayah Purwokerto.

Bahkan, ia langsung menjalankan tanggung jawabnya untuk mempertahankan kemerdekaan Indonesia yang saat itu ingin direbut oleh Belanda melalui agresi militer.

Ahmad Yani dipercaya sebagai Komandan Wehrkreise II (Komandan Pertahanan) di Kedu. Prestasi Ahmad Yani bukan itu saja, lo.

Setelah selesai menghalau serangan Agresi Militer Belanda, ia juga membantu menyelesaikan pemberontakan di sejumlah wilayah Indonesia.

Baca Juga: Perbedaan Pahlawan Revolusi dan Pahlawan Nasional Beserta Tokohnya

Salah satunya adalah Pemberontakan DI/TII pada 1948, yaitu pemberontakan yang menginginkan berdirinya Negara Islam Indonesia dan jadi tugas tersulit TNI saat itu.

Meskipun begitu, Ahmad Yani tetap menyelesaikan tugasnya dengan baik dan mampu membubarkan Pemberontakan DI/TII. 

Gugurnya Jenderal Ahmad Yani 

Karena prestasi militernya yang cemerlang, Ahmad Yani akhirnya diangkat sebagai Jenderal TNI menggantikan Abdul Haris Nasution pada 1962.

Namun, ternyata masih ada pemberontakan yang diduga disebabkan oleh Partai Komunis Indonesia (PKI).

Akibatnya terjadilah peristiwa Gerakan 30 September 1965, yang menyebabkan Jenderal Ahmad Yani diculik dan terbunuh.

Kemudian jasadnya dikubur di Lubang Buaya, Jakarta Timur bersama Pahlawan Revolusi lainnya.

Setelah penyelesaian konflik Gerakan 30 September 1965, Jenderal Ahmad Yani mendapatkan gelar Pahlawan Revolusi dan dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kalibata, Jakarta Selatan. 

Nah, itulah biografi Ahmad Yani sebagai salah satu Pahlawan Revolusi Indonesia yang gugur dalam peristiwa Gerakan 30 September 1965. 

Baca Juga: Inilah Para Pahlawan Revolusi, Apa Bedanya dengan Pahlawan Nasional?

(Sumber foto: Davidelit)

---

Baca Lagi:
Apa Itu Pahlawan Revolusi? (halaman 2)
Pendidikan Formal Jenderal Ahmad Yani (halaman 2) 
Prestasi Militer Ahmad Yani (halaman 3)
Gugurnya Jenderal Ahmad Yani (halaman 4)

Tonton video ini, yuk!  

----  

Ayo, kunjungi adjar.id dan baca artikel-artikel pelajaran untuk menunjang kegiatan belajar dan menambah pengetahuanmu. Makin pintar belajar ditemani adjar.id, dunia pelajaran anak Indonesia.