Bobo.id - Sudah bukan hal baru, sebagian orang memanfaatkan es batu untuk mengurangi gejala bengkak atau nyeri pada kulit.
Namun, pernahkah kamu mendengar bahwa es batu bisa digunakan untuk mengatasi keracunan makanan?
Keracunan makanan adalah terjadinya gangguan pencernaan akibat makanan terkontaminasi oleh beberapa faktor.
Adapun penyebab makanan terkontaminasi yaitu adanya bakteri, virus, maupun parasit atau toksin yang dihasilkan oleh organisme tertentu.
Ciri-ciri orang mengalami keracunan makanan yaitu gejala diare, muntah, kram perut, sakit perut melilit, hingga sakit kepala.
Salmonella typhi adalah bakteri yang sering menjadi penyebab keracunan makanan.
Infeksi dari bakteri Salmonella juga dapat menyebabkan penyakit tifus, dan akan berdampak buruk jika tidak segera ditangani.
Nah, salah satu cara mengatasi kondisi keracunan makanan yaitu dengan banyak minum air atau mengisap es batu.
Apa fungsi es batu dalam mengatasi keracunan makanan pada tubuh seseorang?
Sebab, orang yang keracunan makanan dan mengalami diare biasanya akan kehilangan banyak cairan tubuh, sehingga cairan tubuh harus digantikan segera.
Selain dapat mengatasi keracunan makanan, apa lagi manfaat es batu dalam mengatasi penyakit? Yuk, cari tahu bersama Bobo!
Baca Juga: Bukan Minum Air Es, Ini 7 Cara Tepat dan Cepat Menghilangkan Pedas di Mulut
Mengatasi Nyeri dan Cedera
Es batu sudah sejak lama digunakan untuk meredakan pembengkakan dan peradangan akibat cedera atau kondisi lain.
Biasanya, orang-orang mengatasi masalah tersebut dengan mengompres bagian yang bengkak atau sakit dengan es yang sudah dibungkus handuk.
Kompres es batu dapat merangsang pembuluh darah menyempit agar aliran darah yang bergerak menuju lokasi cedera bisa diperlambat.
Nah, penurunan aliran darah inilah yang menyebabkan zat-zat penyebab peradangan berkurang, sehingga bengkak dan nyeri dapat teratasi.
Namun, kita tidak boleh mengompres kulit yang nyeri terlalu lama, karena bisa menyebabkan proses pemulihan semakin lama.
Mengompres dingin daerah yang cedera hanya boleh dilakukan 3 kali sehari, dalam waktu 10-15 menit sekali kompres.
Perlu diketahui, mengompres bagian yang cedera dengan es batu hanyalah pertolongan pertama.
Kita tetap harus mencari bantuan medis yang profesional agar nyeri dan cedera bisa teratasi dengan baik.
Mengatasi Gigitan Serangga
Meskipun jarang dilakukan, sebenarnya es batu juga dapat dimanfaatkan untuk mengompres bagian kulit yang gatal dan nyeri akibat gigitan serangga.
Baca Juga: 7 Manfaat Minum Es Teh untuk Kesehatan, Bisa Sehatkan Gigi hingga Atasi Dehidrasi
Ini berlaku untuk jenis gigitan serangga yang ringan dan dapat reda dalam waktu singkat, ya, teman-teman.
Kamu hanya perlu mengompres bagian yang sakit dengan ice pack selama beberapa menit.
Namun, jika gigitan serangga yang kamu alami akibat sengatan lebah atau binatang berbahaya, sebaiknya segera dapatkan bantuan medis.
Sebab, sengatan hewan biasanya menyebabkan gejala lain seperti sesak napas dan sakit kepala.
Menurut penelitian yang dipimpin oleh Ronelle Welton dari University of Melbourne menyebutkan, sengatan lebah dan tawon dianggap tidak kalah berbahaya dibanding gigitan ular.
Menurut data dari Australia, dari 64 korban tak terselamatkan akibat gigitan dan sengatan hewan, 27 orang meninggal karena gigitan ular.
Dengan jumlah yang sama pula, orang meninggal karena sengatan lebah yang terlambat ditangani.
----
Kuis! |
Mengapa tidak boleh mengompres nyeri terlalu lama? |
Petunjuk: Cek di halaman 2! |
Tonton video ini, yuk!
----
Ayo, kunjungi adjar.id dan baca artikel-artikel pelajaran untuk menunjang kegiatan belajar dan menambah pengetahuanmu. Makin pintar belajar ditemani adjar.id, dunia pelajaran anak Indonesia.