Karena iri akan kecantikan Putih Salju, Ratu Jahat ini memerintah seorang pemburu untuk membawa Putih Salju ke hutan dan membuhnya.
Untunglah, pemburu ini sangat menghormati sang putri, sehingga ia tidak tega membunuh Putih Salju. Olehnya, Putih Salju disuruh kabur dan tinggal di hutan.
Putih Salju pun menemukan pondok kecil di hutan milik tujuh kurcaci. Mereka mengizinkan Putih Salju tinggal dan mengurus rumah, sementara para kurcaci bekerja.
Di lain tempat, Ratu Jahat mengetahui Putih Salju masih hidup. Ia pun menyamar menjadi penjual sisir dan menghampiri pondok kurcaci ketika Putih Salju sendirian.
Putih Salju pun membeli satu sisir, ternyata benda itu mengandung sihir dan membuat Putih Salju pingsan. Saat para kurcaci pulang mereka mendapati Putih Salju pingsan dan segera melepas sisir itu. Putih Salju pun selamat.
Ratu Jahat kembali menyamar menjadi penjual sabuk dan menghampiri pondok. Karena tidak tega, Putih Salju pun membeli satu sabuk. Tapi sabuk itu kemudian melilit perutnya dan membuatnya pingsan.
Untunglah, para kurcaci sempat menyelamatkan Putih Salju dengan melepas sabuk itu.
Tak kehilangan akal, Ratu Jahat menyamar menjadi penjual apel. Putih Salju pun termakan bujukan Ratu Jahat dan memakan sepotong apel yang membuatnya tak sadarkan diri.
Para kurcaci pun pulang dan panik mendapati Putih Salju tergeletak tak sadarkan diri. Mereka mencari sisir, sabuk, dan benda-benda kutukan yang bisa mereka lepaskan. Tapi kali ini tidak ada.
Dengan sedih, para kurcaci membuatkan peti kaca agar Putih Salju bisa berbaring.
Suatu hari, lewatlah seorang pangeran bersama rombongannya, ia pun jatuh hati pada Putih Salju.