Di masa awal, Selat Melaka membantu menentukan arah migrasi bagi kebanyakan orang Asia melalui Kepulauan Melayu.
Secara berturut-turut, Selat Malaka ini dikuasai oleh orang Arab, Portugis, Belanda, dan juga Inggris.
Selat Malaka Jadi Jalur Utama
Dilansir dari situs Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Selat Malaka merupakan jalur utama yang menghubungkan antara timur dan barat.
Diperkirakan ada sekitar 400 pelabuhan dan 700 buah kapal yang bergantung pada Selat Malaka, teman-teman.
Tidak heran, karena sebenarnya Selat Malaka ini sudah menjadi jalur utama sejak masa awal peradaban manusia di Nusantara.
Sejak dahulu di Selat Malaka banyak kedatangan pedagang-pedagang dari berbagai negara, salah satunya India.
Letak Selat Malaka ini sangat strategis karena berada dalam jalur pelayaran penting di dunia. Bahkan, Selat Malaka dikenal sebagai jalur sutra.
Jalur Sutra merupakan jalur perdagangan internasional kuno, yang menghubungkan peradaban Tiongkok di Timur dengan dunia Barat.
Jalur ini dihubungkan oleh para pedagang, biarawan, pendeta, ulama, prajurit, dan berbagai kalangan dengan menggunakan kapal.
Penamaan jalur sutra mengacu pada perdagangan sutra semasa Dinasti Han (206 SM-220 M) karena saat itu hanya Tiongkok yang memproduksi sutra.