Bobo.id - Pusat Riset Antariksa Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) menyampaikan bahwa gerhana bulan total akan terlihat di Indonesia pada 8 November 2022 mendatang.
Gerhana bulan total adalah fenomena terhalanginya cahaya Matahari oleh Bumi sehingga tidak seluruh cahaya bisa sampai ke permukaan Bulan.
Dilansir dari National Geographic, puncak gerhana bulan total dapat berlangsung selama satu jam 47 menit.
Sedangkan gerhana bulan secara keseluruhan dapat berlangsung sekitar enam jam dari awal hingga akhir.
Teman-teman, tahukah kamu? Ternyata, selama puncak gerhana bulan total, bulan dapat berubah warna menjadi kuning, oranye, hingga merah tua, lo.
Kira-kira apa penyebab perubahan warna pada bulan saat gerhana bulan total terjadi? Yuk, cari tahu!
Perubahan Warna Bulan
Pada dasarnya, bulan tidak menghasilkan cahayanya sendiri, teman-teman.
Sebenarnya, sinar terang yang kita lihat dari bulan selama ini berasal dari pemantulan cahaya matahari.
Saat gerhana bulan total terjadi, maka Bulan bergerak ke arah umbra Bumi, atau bagian tengah bayangan yang yang gelap dari Bumi.
Akibatnya, semua sinar Matahari yang menerangi permukaan Bulan jadi terhalang dan Bumi menjadi tidak mendapatkan cahaya.
Baca Juga: Sering Muncul di Malam Hari, Mengapa Bulan Juga Bisa Terlihat di Siang Hari?
Namun masih ada sinar Matahari yang mencapai permukaan Bulan secara tidak langsung, yaitu melalui atmosfer Bumi.
Hal ini menyebabkan Bulan yang mengalami gerhana jadi terlihat berwarna kemerahan, kuning, atau oranye.
Semakin banyak debu atau awan di atmosfer Bumi selama gerhana, maka warna Bulan akan semakin tampak merah.
Ini terjadi karena debu dapat menyerap lebih banyak cahaya yang disaring, dengan demikian debu memperdalam warna gerhana bulan.
Mitos tentang Gerhana Bulan
Gerhana bulan merupakan fenomena alam yang nyata terjadi dan dapat dijelaskan melalui ilmu sains.
Namun, ternyata di berbagai belahan dunia, ada beberapa mitos terkait gerhana bulan yang melegenda.
Misalnya Suku Inca, kelompok bangsa Indian dari Amerika Selatan, yang menganggap fenomena gerhana bulan menjadi suatu tanda bahaya.
Sebab, bagi Suku Inca bulan dapat berubah warna menjadi merah karena dimakan oleh Jaguar.
Oleh karena itu, mereka menjadi takut Jaguar akan turun ke bumi untuk menyerang manusia.
Nah, supaya mencegah kedatangan Jaguar, para penduduk akan mengayunkan tombak ke bulan dan membuat banyak suara.
Baca Juga: Bagaimana Posisi Bulan saat Terjadi Gerhana Matahari Sebagian?
Sementara pada masa Mesopotamia Kuno, gerhana bulan dipercaya sebagai bentuk serangan terhadap bulan.
Mesopotamia adalah sebutan untuk Republik Irak pada zaman dahulu.
Penduduk di sana percaya hilangnya bulan ketika terjadi gerhana, merupakan ulah yang dilakukan oleh tujuh hantu.
Orang-orang di Mesopotamia juga menganggap gerhana bulan adalah serangan yang dilakukan terhadap raja.
Oleh karena itu, ketika mendekati gerhana bulan, penduduk akan segera melakukan pergantian raja.
Raja pengganti tersebut hanya diperlakukan sebagai raja selama gerhana bulan berlangsung.
Sedangkan raja yang asli akan menyamar sebagai rakyat biasa. Setelah gerhana bulan selesai, maka raja asli akan kembali memerintah dan menduduki tahtanya.
Nah, itulah fakta dan mitos tentang gerhana bulan, teman-teman.
----
Kuis! |
Kenapa pada saat gerhana bulan total, bulan terlihat gelap? |
Petunjuk: cek di halaman 1! |
Lihat juga video ini, yuk!
----
Ingin tahu lebih banyak tentang sains, dongeng fantasi, cerita misteri, dan dunia satwa? Teman-teman bisa berlangganan Majalah Bobo dan Mombi SD.
Untuk berlangganan, teman-teman bisa mengunjungi Gridstore.id.