Benteng Ujung Pandang ini akhirnya mengalami kerusakan fatal akibat serbuan VOC di bawah pimpinan Cornelis J. Speelman antara 1655-1669.
Kala itu, Kerajaan Gowa-Tallo yang diperintah oleh Sultan Hasanuddin, terpaksa menyerahkan Benteng Ujung Pandang kepada Belanda.
Penyerahan ini adalah bagian dari Perjanjian Bongaya yang terpaksa ditandatangani Sultan Hasanuddin setelah kalah dalam Perang Makassar.
Setelah jatuh ke tangan Belanda, Benteng Ujung Pandang kemudian diganti namanya menjadi Benteng Fort Rotterdam, sesuai nama kelahiran Speelman.
Speelman kemudian membangun kembali benteng yang sebagian bangunannya telah hancur dengan gaya arsitektur Belanda.
Sejak saat itu, Benteng Fort Rotterdam menjadi pusat kekuasaan kolonial Belanda di Sulawesi, teman-teman.
Mengapa Benteng Fort Rotterdam Didirikan di Dekat Pantai?
Pembangunan Benteng oleh Kerajaan Gowa-Tallo ini awalnya dimaksudkan untuk menangkal invasi Belanda, teman-teman.
Yap, Belanda juga melakukan invansi ke Kerajaan Gowa Tallo melalui jalur laut sehingga perlu ditangkal dengan benteng di dekat pantai.
Selain Benteng Fort Rotterdam, ada juga 14 benteng lainnya yang membentang dari utara hingga selatan dengan benteng utamanya yakni Benteng Somba Opu.
Meski begitu, kini hanya Benteng Fort Rotterdam yang kondisinya relatif utuh karena benteng-benteng lainnya telah dihancurkan oleh Belanda.
Baca Juga: 4 Teori Masuknya Islam ke Indonesia: Teori Gujarat, Persia, Mekkah, dan Tiongkok