Jadi Asal Usul Hari Pahlawan, Ini 7 Tokoh yang Berperan dalam Pertempuran Surabaya 10 November 1945

By Fransiska Viola Gina, Kamis, 10 November 2022 | 16:15 WIB
Tokoh dalam Pertempuran 10 November 1945 di Surabaya. (freepik)

Bobo.id - Hari Pahlawan Nasional diperingati pada tanggal 10 November setiap tahunnya, teman-teman. 

Sejarah Hari Pahlawan tidak terlepas dari terjadinya Peristiwa Surabaya yang pecah pada 10 November 1945 silam. 

Pertempuran Surabaya menjadi salah satu pertempuran besar dan tersulit yang pernah dihadapi oleh para pejuang Indonesia. 

Penyebab terjadinya pertempuran ini adalah datangnya pasukan sekutu yang ditunggangi Allied Forces Netherland East Indies (NICA) pada 25 Oktober 1945. 

NICA yang dipimpin oleh Brigadir Jenderal Aulbertin Walter Sother Mallaby langsung masuk ke Surabaya dan mendirikan pos pertahanan. 

Setelah berjuang sampai akhir, AWS Mallaby berhasil dijatuhkan dan digantikan Mayor Jenderal Eric Carden Robert Mansergh. 

Ia mengeluarkan ultimatum 10 November 1945 yang memerintahkan pasukan Surabaya menyerahkan persenjataan dan menghentikan perlawanan.

Apabila tidak dipatuhi, Sekutu mengancam akan menghancurkan Surabaya dari darat, laut, dan udara. 

Pertempuran hebat itu berlangsung lebih dari dua pekan dengan setidaknya 20.000 orang Indonesia gugur. 

Ada banyak sekali tokoh yang ikut terlibat dalam Pertempuran 10 November 1945 di Surabaya, teman-teman.

Kali ini Bobo akan menyebutkan dan menjelaskan profil singkat tokoh yang berperan dalam Pertempuran Surabaya. Simak, yuk!

Baca Juga: Susunan Upacara Hari Pahlawan 10 November 2022 Beserta Pedoman Hening Cipta

Tokoh yang Berperan dalam Pertempuran Surabaya

1. Bung Tomo

Bung Tomo atau Sutomo merupakan pahlawan nasional yang lahir pada 3 Oktober 1920 di Surabaya, teman-teman.

Salah satu peran besar Bung Tomo dalam Pertempuran 10 November 1945 di Surabaya, yakni melalui pidatonya. 

Pidato yang disampaikannya berhasil membangkitkan semangat rakyat Surabaya untuk kembali melawan para penjajah. 

"Merdeka atau Mati" merupakan kalimat ikonik yang disampaikan kepada para pejuang sebelum pertempuran 10 November 1945.

Tak hanya itu saja, saat peperangan terjadi di Surabaya, Bung Tomo juga memimpin Barisan Pemberontak Rakyat Indonesia (BPRI).

2. Gubernur Suryo

Raden Mas Tumenggung Ario Soerjo merupakan Gubernur Jawa Timur yang jadi pencetus Pertempuran Surabaya 10 November 1945. 

Karena posisinya sebagai Gubernur Jawa Timur, tentu saja ia banyak terlibat dalam urusan kemerdekaan Indonesia. 

Selama Pertempuran Surabaya, peran Gubernur Surabaya adalah melakukan komunikasi meminta pertolongan pada pemimpin negeri. 

Baca Juga: Apa yang Dimaksud dengan Pahlawan Kemerdekaan? Ini Penjelasannya

Hingga akhirnya, keputusan penuh diberikan pada Gubernur Suryo untuk menghadapi sekutu. Pidatonya dikenal dengan 'Komando Keramat'.

3. Mayjen Sungkono

Ketika pertempuran berlangsung, Mayjen Sungkono menjabat sebagai Komandan BKR yang bertanggung jawab atas pertahanan seluruh kota.

Pada 9 November 1945, ia sempat memberi semangat bagi para pejuang lewat pidatonya melalui radio atau bertemu langsung. 

Ia tidak hanya berteriak memberi komando lewat radio, namun juga memimpin langsung pertempuran yang sedang berkobar. 

Ia terus memimpin pertempuran hingga Surabaya kemudian mendapat julukan Kota Pahlawan, teman-teman.

4. KH Hasyim Asy'ari

KH Hasyim Asy'ari merupakan pendiri Nahdlatul Ulama (NU) yang gigih dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia. 

Perannya dalam Pertempuran Surabaya berawal dari fatwa 'Resolusi Jihat' yang dicetuskan pada 22 Oktober 1945. 

Fatwa itu diketahui berisi kewajiban berjihad untuk mempertahankan kemerdekaan Indonesia, teman-teman. 

Bahkan, pidato yang disampaikan oleh Bung Tomo ternyata terinspirasi dari resolusi jihad yang disampaikan KH Hasyim Asy'ari, lo. 

Baca Juga: 10 Contoh Poster Hari Pahlawan yang Bisa Diposting di Media Sosial

5. Mayjen Moestopo

Mayjen Moestopo juga termasuk salah satu tokoh yang ikut dalam Pertempuran Surabaya 10 November 1945. 

Pada masa pendudukan Jepang, Moestopo mengikuti pelatihan tentara Pembela Tanah Air (PETA) angkatan kedua di Bogor, Jawa Barat. 

Selesai pelatihan, ia diangkat sebagai shudanco atau komandan kompi di Sidoarjo meskipun kemampuannya melebihi itu. 

Dilansir dari Kompas.com, Mayjen Moestopo ikut mengadang pasukan Inggris sebelum pertempuran 10 November 1945 pecah.

6. HR Mohammad Mangoendiprodjo

Mohammad Mangoendiprodjo merupakan pimpinan TKR yang juga berperan penting dalam Pertempuran Surabaya. 

Dalam Pertempuran 10 November, ia berperan sebagi wakil Indonesia dalam kontak biro dengan pasukan Inggris di Surabaya. 

Untuk mencegah pasukan Inggris menduduki Bank Internatio, ia memasuki gedung menemui komandan pasukan Inggris. 

Ketika itu juga sedang terjadi penembakan AWS Mallaby dan ia pun disandera di dalam gedung sehingga Pertempuran Surabaya pecah.

7. Abdul Wahab Saleh

Baca Juga: Contoh Pidato Hari Pahlawan yang Mudah untuk Memperingati 10 November

Tokoh penting selanjutnya dalam Pertempuran Surabaya 10 November 1945 adalah Abdul Wahab Saleh. 

Abdul Wahab Saleh merupakan fotografer Antara yang berhasil mengabadikan momen bersejarah perobekan bendera Belanda. 

Fotografer Abdul Wahab Saleh juga memotret peristiwa heroik Arek-Arek Suroboyo dalam Pertempuran 10 November 1945 di Surabaya.

Tanpanya, akan sedikit sekali memori Pertempuran Surabaya. Kini foto-foto pertempurannya muncul dalam buku 10 November (Bung Tomo).

Nah, itulah beberapa tokoh yang terlibat dalam Pertempuran Surabaya 10 November 1945. Semoga informasi ini bisa bermanfaat untuk teman-teman, ya. 

----

Kuis!

Apa isi ultimatum 10 November 1945?

Petunjuk: cek di halaman 1!

Lihat juga video ini, yuk!

---- 

Ingin tahu lebih banyak tentang sains, dongeng fantasi, cerita misteri, dan dunia satwa? Teman-teman bisa berlangganan Majalah Bobo dan Mombi SD. 

Untuk berlangganan, teman-teman bisa mengunjungi Gridstore.id.