Nama Sunda Kelapa lalu diganti menjadi Jayakarta yang berarti kemenangan yang sempurna. Jayakarta kelak berganti nama jadi Jakarta.
Sultan Trenggana juga diketahui menguasai Tubah, Madiun (1529), Surabaya dan Pasuruan (1527), Malang (1545), dan Blambangan.
Runtuhnya Kerajaan Demak
Sultan Trenggana diketahui pernah menyerang Panarukan, Situbondo yang saat itu dikuasai Kerajaan Blambangan (Banyuwangi) pada 1546.
Sayangnya, saat kejadian itu terjadi insiden yang membuat Sultan Trenggana akhirnya terbunuh, teman-teman.
Wafatnya Sultan Trenggana ini membuat tampuk kepemimpinan Kerajaan Demak diperebutkan.
Pangeran Surowiyoto atau Pangeran Sekar berupaya untuk menduduki kekuasaan mengalahkan Sunan Prawata, putra Sultan Trenggana.
Mengetahui hal itu, Sunan Prawata kemudian membunuh Surowiyoto hingga kemudian menduduki kekuasaan.
Kejadian itu menyebabkan surutnya dukungan terhadap Sunan Prawata. Ia lalu memindahkan pusat kekuasaan Demak ke wilayah Pati, Jawa Tengah.
Ia hanya berkuasa selama satu tahun karena dibunuh Arya Penangsang, putra Surowiyoto pada tahun 1547.
Keruntuhan Kerajaan Demak disebabkan oleh pemberontakan Adipati Hadiwijaya, penguasa Pajang pada 1556.
Baca Juga: Cari Jawaban IPS, Mengapa Benteng Fort Rotterdam Didirikan di Dekat Pantai?