Cerpen Anak: Mengapa Air Laut Asin #MendongenguntukCerdas

By Sarah Nafisah, Sabtu, 10 Desember 2022 | 20:00 WIB
Cerpen Anak: Mengapa Air Laut Asin (@blueringmedia via Canva)

Bobo.id - Siapa di antara teman-teman yang pernang berenang di laut? Kalau pernah, tentu kamu tahu kalau air laut rasanya asin.

Rasa asin pada air laut berasal dari tingginya kandungan garam di dalamnya.

Namun, ternyata ada juga cerita pendek (cerpen) yang menceritakan tentang asal-usul rasa asin pada air laut, lo.

Sudah pernah dengar ceritanya? Kalau belum, kita simak bersama-sama cerpen berikut ini, yuk!

Mengapa Air Laut Asin

Cerita oleh: Arsip dan dokumentasi Majalah Bobo

Di sebuah perkampungan nelayan tinggal dua kakak beradik. Chi Hua dan Chi Ming demikian nama mereka. Kedua kakak beradik ini mempunyai sifat yang berlainan. Chi Hua, sang kakak, serakah dan kejam. Sedangkan Chi Ming, sang adik, dermawan dan suka menolong.

Suatu ketika setelah ayah mereka meninggal, Chi Hua berkata pada adiknya, "Ming, aku adalah kakakmu. Menurut aturan di negeri ini anak laki-laki tertua berhak memiliki seluruh warisan. Jadi semua harta Ayah kini menjadi milikku."

Mendengar kata-kata kakaknya, Chi Hua sedih sekali. "Ah, seandainya Ayah masih ada, tentu aku tak akan menderita seperti ini. Aku tak mempunyai tempat tinggal. Dan sekarang apa yang harus kulakukan," Chi Ming sedang termenung di tepi pantai.

Sejak saat itu Chi Ming tinggal di rumah kepala desa. Setiap hari ia pergi ke hutan mengumpulkan kayu bakar, lalu dijualnya. Hasilnya cukup menggembirakan. Uang hasil penjualannya cukup untuk membeli lauk dan nasi. Dan sisanya selalu ia dermakan kepada orang yang memerlukan. Ah, sungguh mulia hatinya.

Pada suatu malam, ketika sedang tidur Chi Ming bermimpi. Seorang kakek tua datang padanya dan berkata, "Hai, anak muda! Aku adalah Dewa Batu. Aku bangga dengan sifatmu. Pergilah kau besok ke lembah di sebelah timur. Di sana kau akan menemui sebuah gua besar. Masuklah ke dalamnya. Di sana kau akan menjumpai peri-peri. Berlakulah sopan! Jika mereka menawarkan kau sesuatu mintalah batu pengasah ajaib. Dengan batu itu semua permintaanmu akan terkabulkan. Ingat berlakulah sopan!" pesan kakek itu sebelum pergi.

Baca Juga: Dongeng Anak: Anak-Anak yang Tak Berterima Kasih #MendongenguntukCerdas

Keesokan harinya Chi Ming mengingat-ingat mimpinya. Setelah bersiap-siap, ia lalu pergi ke lembah yang dimaksud itu. Ternyata apa yang dikatakan Dewa Batu itu benar.

Dengan hati-hati Chi Ming masuk ke dalam gua itu.

"Hei, anak muda! Mau apa kau di sini?" tanya seorang peri dengan bengisnya.

"Ayo, cepat keluar sebelum kupukul kau!" perintah seorang peri lainnya yang tak kalah bengisnya.

"Selamat siang, para peri! Aku datang kemari hendak mengunjungi kalian. Lihat apa yang kubawakan untuk kalian," kata Chi Ming lalu membuka bekalnya dan membagi-bagikannya pada mereka. Ada ikan, tahu, tempe dan kol.

Peri-peri itu lalu makan makanan itu dengan lahap sekali. Sekarang perut mereka sudah kenyang. Pemimpin peri itu lalu mendekati Chi Ming dan katanya, "Terima kasih, anak muda. Sekarang kau boleh mengambil segala sesuatu yang ada di dalam goa ini. Emas, intan ataupun perak."

"Terima kasih! Aku tak ingin emas ataupun yang lainnya. Yang kuingini hanya satu, yaitu batu pengasah ajaib," sahut Chi Ming.

"Batu pengasah ajaib?" ujar yang lain keheranan. Mereka tak mengira kalau Chi Ming akan meminta batu tersebut. Tapi bukankah pemimpin peri sudah berjanji akan memberikan apa yang ada di situ.

Pemimpin peri itu lalu memberikan batu itu. Setelah mengucapkan terima kasih, Chi Ming pun pulang. Di tengah perjalanan perut Chi Ming lapar sekali. Ya, bukankah ia belum makan sejak siang tadi. Chi Ming lalu mencoba keajaiban batu itu.

Olala, ternyata batu itu benar-benar ajaib. Ketika Chi Ming menyatakan keinginannya, tak lama kemudian di hadapan Chi Ming tersedia makanan yang lezat-lezat. Chi Ming pun memakannya dengan lahap sekali.

Chi Ming bukanlah orang yang serakah. Ia tak pernah meminta barang-barang untuk keperluan pribadi. Ia hanya minta kapal, jala dan alat-alat pancing. Oh, alangkah bahagianya Chi Ming sekarang. Meskipun demikian ia tetap Chi Ming yang dulu. Tidak serakah dan baik hati.

Baca Juga: Dongeng Anak: Gadis Helwa yang Cantik #MendongenguntukCerdas

Melihat Chi Ming yang kini sudah menjadi orang kaya, Chi Hua iri hati. Setiap hari ia memperhatikan tingkah laku adiknya. Ia ingin tahu, apa sebabnya adiknya kini menjadi kaya. Ternyata batu pengasah ajaib itu. Pada suatu malam ketika Chi Ming sedang tidur, Chi Hua mencuri batu ajaib itu. Lalu, ia pergi ke tengah laut.

"Mmm, apa yang akan kupinta. Oh yah, garam saja. Nanti garam itu akan kujual kepada penduduk. Waaaah... waaah aku akan menjadi kaya," kata Chi Hua dalam hati.

Chi Hua lalu meminta garam. Batu pengasah pun mengabulkan permintaannya. Makin lama garam di kapal Chi Hua semakin banyak. Sampai-sampai Chi Hua tak tahu lagi ke mana ia harus meletakkannya. Chi Hua lalu menyuruh batu pengasah itu berhenti, tapi batu pengasah itu tetap saja memberikan garam. Ya, Chi Hua tak tahu bagaimana caranya ia menyuruh batu ajaib itu berhenti membuat garam.

Lama-kelamaan kapal Chi Hua semakin berat dengan garam. Dan akhirnya, Chi Hua bersama kapalnya tenggelam. Menurut kepercayaan orang-orang Taiwan, batu pengasah yang tenggelam bersama kapal Chi Hua tetap membuat garam. Akibatnya air laut menjadi asin."*(Cis)

#MendongenguntukCerdas

Tonton video ini, yuk!

---- 

Ingin tahu lebih banyak tentang sains, dongeng fantasi, cerita misteri, dan dunia satwa? Teman-teman bisa berlangganan Majalah Bobo dan Mombi SD. 

Untuk berlangganan, teman-teman bisa mengunjungi Gridstore.id.