Perbedaan Pendidikan di Indonesia pada Masa Penjajahan Belanda dan Jepang, Apa Saja?

By Fransiska Viola Gina, Kamis, 5 Januari 2023 | 13:00 WIB
Perbedaan pendidikan pada masa penjajahan Belanda dan Jepang. (PIXABAY/Wokandapix)

Ambon jadi tempat pertama yang dipilih Belanda. Setiap tahunnya, beberapa penduduk Ambon dikirim ke Belanda untuk dididik menjadi guru. 

Ketika Indonesia memasuki tahun 1627, telah terdapat 16 sekolah yang memberikan pendidikan kepada sekitar 1300 siswa. 

Tidak berhenti sampai di Ambon, Belanda memperluas pendidikan di Pulau Jawa dengan mendirikan sekolah di Jakarta pada tahun 1617. 

Memasuki abad ke-19, Belanda mendirikan 20 sekolah untuk penduduk Indonesia di setiap ibukota karesidenan.

Pendirian sekolah ini bertujuan karena Van den Bosch membutuhkan banyak tenaga ahli saat berlangsungnya Tanam Paksa.

Namun, saat itu pelajar hanya boleh dari kalangan bangsawan. Baru ketika tanam paksa berakhir, beberapa sekolah menerima pelajar lain.

Pada akhir era abad ke-19, Belanda memperkenalkan sistem pendidikan formal yang lebih terstruktur pada rakyat Indonesia, yaitu:

1. ELS (Europeesche Lagere School) - Sekolah dasar bagi orang Eropa.

2. HIS (Hollandsch-Inlandsche School) - Sekolah dasar bagi pribumi. 

3. MULO (Meer Uitgebreid Lager Onderwijs) - Sekolah menengah.

4. AMS (Algemene Middelbare School) - Sekolah atas.

Baca Juga: Biografi KH Masjkur: Latar Belakang, Pendidikan, serta Kehidupan pada Masa Jepang dan Orde Baru