Namun, setelah semua hidrogennya habis, maka sebuah bintang akan mulai menuju kehancurannya atau masa kematiannya.
Bintang akan membakar helium dan bintang-bintang besar akan terus membakar unsur kimia hingga menjadi besi dalam waktu yang sebentar.
Seperti kita tahu, bintang punya ukuran yang beragam. Mulai dari tujuh persen massa hingga 250 massa Matahari.
Namun, manakah yang lebih dulu mati? Jawaban singkatnya adalah tergantung pada ukuran sebuah bintang itu sendiri.
Bintang yang lebih besar akan menghabiskan bahan bakar yang tersedia jauh lebih cepat daripada bintang yang lebih kecil.
Ini artinya, bintang yang ukurannya sangat besar umumnya akan mati lebih cepat daripada yang ukurannya lebih kecil.
Bintang kecil tertua yang pernah ditemukan adalah Bintang Metuselah. Diperkirakan saat ini usianya sudah mencapai 13,7 miliar tahun.
Sementara itu, usia Matahari sendiri sekitar 4,6 miliar tahun, yang disebut merupakan usia antara protobintang dan Bintang Metuselah.
Begitu inti Matahari kehabisan bahan bakar untuk melawan gravitasi, maka Matahari akan mulai berkontraksi dan mengembang.
Matahari itu akan berubah menjadi sangat besar. Hingga akhirnya intinya menyusut menjadi bola karbon dan oksigen yang disebut katai putih.
Sementara itu, lapisan luarnya akan menghilang menjadi nebula, yakni selubung plasma sisa yang panas, teman-teman.
Baca Juga: Mengapa Komet Sering Disebut sebagai Bintang Berekor dalam Tata Surya? Ini Penjelasannya