Selalu Menyinari Langit Malam, Berapa Lama Bintang Bisa Hidup di Alam Semesta?

By Fransiska Viola Gina, Rabu, 8 Maret 2023 | 18:15 WIB
Berapa lama bintang bisa hidup di alam semesta? (freepik/wirestock)

Bobo.id - Ketika memandang langit malam yang cerah, maka kita akan melihat banyak sekali bintang di setiap sudutnya.

Tak jarang pula, ada bintang yang berkumpul dalam satu wilayah dan membentuk satu rasi bintang yang sangat menarik dipandangi.

Ternyata, bintang itu sama seperti manusia. Bagaimana maksudnya, Bo?

Di langit, akan ada banyak bintang yang terus lahir dan bermunculan. Namun, mereka hidup dalam jangka waktu tertentu dan bisa mati.

Dilansir dari Kompas.com, bintang terlahir di tengah awan yang bergejolak dan kematiannya bisa menimbulkan ledakan yang dahsyat.

Nah, kali ini Bobo akan mencoba menjelaskan terkait waktu hidup yang dimiliki oleh bintang. Penasaran? Cari tahu bersama, yuk!

Lama Hidup Bintang Berbeda-Beda

Dilansir dari Live Science, sebagian besar hidup bintang berada dalam keadaan seimbang yang disebut dengan keseimbangan hidrolastik. 

Ini adalah keadaan ketika gravitasi yang menarik bintang diimbangi dorongan ke luar yang diciptakan oleh reaksi nuklir bintang. 

Dorongan ke luar itu terjadi saat sebuah bintang menggabungkan inti hidrogen untuk membentuk inti helium, teman-teman. 

Penggabungan itu diperlukan oleh bintang untuk menghasilkan ledakan energi guna mempertahankan bentuk dan kecerahan bintang. 

Baca Juga: Apa Itu Bintang Jatuh? Ini Pengertian dan Proses Terjadinya Bintang Jatuh

Namun, setelah semua hidrogennya habis, maka sebuah bintang akan mulai menuju kehancurannya atau masa kematiannya.

Bintang akan membakar helium dan bintang-bintang besar akan terus membakar unsur kimia hingga menjadi besi dalam waktu yang sebentar.

Seperti kita tahu, bintang punya ukuran yang beragam. Mulai dari tujuh persen massa hingga 250 massa Matahari.

Namun, manakah yang lebih dulu mati? Jawaban singkatnya adalah tergantung pada ukuran sebuah bintang itu sendiri.

Bintang yang lebih besar akan menghabiskan bahan bakar yang tersedia jauh lebih cepat daripada bintang yang lebih kecil.

Ini artinya, bintang yang ukurannya sangat besar umumnya akan mati lebih cepat daripada yang ukurannya lebih kecil.

Bintang kecil tertua yang pernah ditemukan adalah Bintang Metuselah. Diperkirakan saat ini usianya sudah mencapai 13,7 miliar tahun.

Sementara itu, usia Matahari sendiri sekitar 4,6 miliar tahun, yang disebut merupakan usia antara protobintang dan Bintang Metuselah.

Begitu inti Matahari kehabisan bahan bakar untuk melawan gravitasi, maka Matahari akan mulai berkontraksi dan mengembang.

Matahari itu akan berubah menjadi sangat besar. Hingga akhirnya intinya menyusut menjadi bola karbon dan oksigen yang disebut katai putih.

Sementara itu, lapisan luarnya akan menghilang menjadi nebula, yakni selubung plasma sisa yang panas, teman-teman.

Baca Juga: Mengapa Komet Sering Disebut sebagai Bintang Berekor dalam Tata Surya? Ini Penjelasannya

Ini artinya, meskipun masa hidup bintang jauh lebih lama dari manusia, tetap saja tidak ada yang bertahan selamanya. 

Apa yang Terjadi Setelah Bintang Mati?

Saat bintang masif di alam semesta ini mati dan menghilang, maka keadaan di ruang angkasa akan bertambah ganas. 

Bintang masif cenderung memiliki masa hidup yang jauh lebih pendek, dibandingkan dengan bintang katai merah. 

Usia bintang masif umumnya hanya sekitar beberapa juta tahun saja. Jika sudah, bintang itu akan mati lalu menghilang. 

Ketika bintang mati dengan ukurannya yang besar, artinya ada tekanan gravitasi yang cukup untuk memadukan beberapa elemen. 

Sejumlah elemen yang diproduksi bintang raksasa menjelang akhir hidupnya adalah hidrogen, helium, karbon, oksigen, magnesium, dan silikon.

Semua elemen yang diproduksi ini akan masuk ke dalam inti besi yang kemudian akan berkontraksi hingga semakin memadat.

Kumpulan elemen itu akan menumpuk menjadi bola neutron raksasa dan kondisi inilah yang dapat memicu ledakan supernova.

Peristiwa supernova ini akan melepaskan lebih banyak energi dibandingkan yang dilepaskan Matahari selama 10 miliar tahun.

Hal ini membuat ledakannya cukup terang untuk muncul di siang hari. Bahkan, bisa lebih terang daripada bulan purnama, lo.

Baca Juga: Suhunya 35 Kali Lebih Tinggi dari Matahari, Inilah Bintang Paling Panas di Alam Semesta

Meskipun supernova memancarkan ledakan yang indah di alam semesta, sebenarnya ledakan ini adalah penanda bintang mati.

----

Kuis!

Apa yang dimaksud dengan keseimbangan hidrolastik?

Petunjuk: cek di halaman 1!

Lihat juga video ini, yuk!

---- 

Ingin tahu lebih banyak tentang pengetahuan seru lainnya, dongeng fantasi, cerita bergambar, cerita misteri, dan cerita lainnya? Teman-teman bisa berlangganan Majalah Bobo. 

Untuk berlangganan, teman-teman bisa mengunjungi Gridstore.id. 

Ikuti juga keseruan rangkaian acara ulang tahun Majalah Bobo yang ke-50 di majalah, website, dan media sosial Majalah Bobo, ya! #50TahunMajalahBobo2023