Ayahnya yang bernama Djoemeno Senen Sastrosoehardjo adalah seorang tentara KNIL Belanda.
Orang tua WR Supratman memberikan nama Wage, yang diambil dari salah satu nama hari pasaran Jawa.
Tiga bulan setelah lahir di Purworejo, WR Supratman membawanya ke Jatinegara, Jakarta.
Pada usia 4 tahun, Wage Supratman memulai pendidikannya di Frobelschool (sekolah taman kanak-kanak) di Jakarta.
Di sekolah itulah, Wage Supratman belajar bahasa dan permainan dari Belanda.
Dua tahun kemudian, tahun 1909, Wage Supratman melanjutkan pendidikannya di perguruan Budi Utomo, namun setahun kemudian berpindah ke Cimahi, Bandung.
Di Cimahi, Wage Supratman melanjutkan pendidikan dasarnya. Sayangnya, tahun 1912 Wage Supratman kehilangan ibunya, sehingga ia diasuh oleh ayahnya.
Tahun 1914, Wage Supratman memutuskan untuk pindah ke Makassar bersama kakak sulungnya.
Di sana, kakak sulung Wage menambahkan nama 'Rudolf' agar bisa masuk ke sekolah Europese Lagere School dan statusnya disamakan dengan Belanda.
Oleh karena itu, namanya berganti menjadi Wage Rudolf Supratman hingga masa tuanya, bahkan sampai sekarang.
Selama tinggal di Makassar, Wage Supratman belajar memainkan alat musik seperti gitar dan biola.
Baca Juga: Apa Makna Hari Musik Nasional yang Diperingati Setiap 9 Maret?