Bobo.id - Apakah teman-teman pernah mendengar dongeng yang berasal dari legenda negara Korea?
Dongeng anak kali ini akan bercerita tentang seorang ahli panah bernama Kotaji. Ia diutus untuk menjaga Pangeran Yang Pae yang berlayar ke kerajaan Tang.
Di tengah perjalanan, Kotaji harus ditinggalkan di sebuah pulau yang dihuni oleh naga laut yang ganas.
Bagaimana nasib Kotaji? Baca dongeng selengkapnya di sini, yuk!
Kotaji Sang Ahli Panah
Cerita oleh: Dok. Majalah Bobo
Dahulu kala, kerajaan Silla diperintah oleh Ratu Chinsong. Agar kerajaannya semakin kuat, Ratu Chinsong ingin menjalin persahabatan dengan kaisar dari kerajaan Tang. Maka suatu hari, Ratu Chinsong memanggil putranya, Pangeran Yang Pae.
“Berlayarlah ke kerajaan Tang, putraku. Sampaikan hadiah tanda persahabatan dari kerajaan kita pada Kaisar Tang. Ibu akan mengumpulkan 50 pemanah ulung dari kerajaan kita untuk menjagamu selama di pelayaran,” ujar Ratu Chinsong.
Pada masa itu, lautan memang dikuasai oleh bajak laut kejam bernama Baekje dan gerombolannya. Pangeran Yang Pae lalu berlayar menuju kerajaan Tang bersama para awak kapal dan 50 pemanah ulung.
Seperti yang sudah diduga, di tengah laut mereka diserang bajak laut Baekje dan gerombolannya. Pangeran Yang Pae bertarung sekuat tenaga. Lima puluh pemanah ulung juga mengeluarkan seluruh kemampuan mereka dalam memanah. Di antara mereka, ada Kotaji, pemuda yang terkenal paling ahli memanah.
Setelah lolos dari bajak laut Baekje, Pangeran Yang Pae dan anak buahnya melanjutkan perjalanan. Ketika kapal mereka berada di dekat pulau Gokto, datanglah badai besar. Mereka terpaksa merapat ke pulau yang mengerikan itu.
Baca Juga: Dongeng Anak: Drogo, Raksasa Serakah #MendongenguntukCerdas
Semua pelaut tahu, di pulau Gokto itu terdapat Danau Naga. Danau itu adalah tempat tinggal sepasang Therg, sejenis naga laut yang ganas. Setelah turun dari kapal dan menginjak pulau Gokto, Pangeran Yang Pae berkata pada awak kapalnya,
"Agar naga Therg tidak mengamuk, kita harus memberikan persembahan ke Danau Naga di pulau ini.”
Para awak kapal bergegas mengumpulkan buah-buahan yang mereka temukan di pulau itu. Mereka lalu melemparkannya ke Danau Naga. Tiba-tiba, air danau bergolak dan menyemprot tinggi ke angkasa. Itu pertanda naga Therg gembira menerima pemberian mereka.
Malamnya, di saat seluruh anak buahnya tertidur, Pangeran Yang Pae bermimpi bertemu seorang kakek berjanggut panjang. Kakek itu berpesan,
“Pangeran Yang Pae, kau sudah bisa meninggalkan pulau ini besok. Tapi kau harus meninggalkan seorang pemanah terhebat di pulau ini. Perjalanan kapalmu pasti akan dibantu oleh angin laut. Kapalmu pasti akan sampai ke tujuan dengan selamat.”
Pangeran Yang Pae terbangun dan langsung memanggil para pemanah. Ia menceritakan mimpinya. Beberapa pemanah memberi usulan.
“Kami akan mengukir nama kami masing-masing di sepotong kayu, lalu melemparkannya ke air. Jika ada kayu yang tenggelam, maka orang yang namanya terukir di kayu itulah yang tinggal di pulau itu.”
Pangeran Yang Pae setuju. Lima puluh pemanah hebat itu lalu mengukir nama mereka masing-masing di sepotong kayu. Kayu-kayu itu dilemparkan ke danau. Ternyata, hanya potongan kayu dengan ukiran nama Kotaji yang tenggelam ke dasar danau.
Dengan berat hati, Pangeran Yang Pae akhirnya meminta Kotaji untuk tetap tinggal di pulau itu.
“Kau adalah ahli panah yang paling jitu dan kesayanganku. Aku percaya, kau pasti berhasil menjalankan tugas apapun yang akan kau terima nanti,” ujar Pangeran Yang Pae memberi semangat.
Kapal Pangeran Yang Pae lalu melanjutkan pelayaran. Angin laut yang lembut menyertai perjalanan kapal itu. Kotaji berdiri di tepi pantai, menatap sedih kapal yang berlayar meninggalkannya. Tiba-tiba, dua tiang air tersembur dari dasar Danau Naga. Bersamaan dengan itu, muncullah seorang kakek berjanggut putih panjang.
Baca Juga: Dongeng Anak: Kao Liang Sang Pahlawan #MendongenguntukCerdas
"Aku Dewa Laut Barat. Setiap pagi saat matahari terbit, ada monster rubah turun dari langit. Ia melingkari danau ini tiga kali sambil membaca mantra. Aku, istri dan putriku seketika mengambang keluar ke permukaan air.
Monster itu berkali-kali mencoba menarik putriku. Aku dan istriku sekuat tenaga melawan monster itu. Kini istriku terluka. Besok pagi, monster itu pasti akan kembali untuk mengambil putriku lagi. Aku tidak bisa melawannya tanpa bantuan istriku. Tolong panah monster itu!” pinta Dewa Laut Barat pada Kotaji.
"Memanah memang keahlianku. Aku akan berusaha menolongmu,” kata Kotaji.
Dewa Laut Barat berterimakasih pada Kotaji. Ia lalu masuk lagi ke Danau Naga. Kotaji sembunyi di belakang pohon besar, menunggu kedatangan monster itu.
Ketika matahari terbit di ufuk Timur, monster rubah itu muncul sambil membaca mantra dengan keras. Kotaji membidik busurnya. PLASH! Seketika anak panah tajam melesat mengenai dada monster rubah itu. Seketika monster itu berubah menjadi asap dan hilang.
Dewa Laut Barat muncul lagi dari dasar danau.
"Kau telah menyelamatkan hidup keluargaku. Karena itu, aku akan merelakan putriku untuk menemani perjalananmu.”
Kotaji menolak, namun Dewa Laut Barat dan putrinya memohon, sebagai ucapan terima kasih keluarga mereka. Akhirnya, Kotaji pun mengijinkan putri cantik itu menemaninya.
"Aku akan mengubah putriku menjadi bunga untuk kau sematkan di dadamu. Aku akan memerintahkan sepasang naga Therg peliharaanku untuk membawamu menyusul ke kapal Pangeran Yang Pae. Setelah kau naik ke kapal itu, dua ekor naga ini akan terus mengiringi kapal itu sampai ke pantai kerajaan Tang. Selamat tinggal dan semoga sukses untuk kalian berdua."
Maka sepasang naga Therg membawa Kotaji menyusul kapal kerajaan Silla. Pangeran Yang Pae dan ke 49 pemanah lainnya sangat terkejut dan gembira saat melihat Kotaji. Ketika kapal mereka tiba di pelabuhan Tang, rakyat kerajaan itu heboh melihat sepasang naga Therg mengiringi kapal itu. Mereka melaporkan kejadian luar biasa itu kepada Kaisar Tang
Kaisar Tang langsung menyambut dan mengundang Pangeran Yang Pae dan Kotaji ke perjamuan di istana. Dengan senang hati, Kaisar Tang bersedia menjalin persahabatan dengan Kerajaan Silla yang tampak hebat.
Baca Juga: Dongeng Anak: Keajaiban pada Malam Bulan Biru #MendongenguntukCerdas
Ketika kembali ke kerajaan Silla, Ratu Chinsong dan Pangeran Yang Pae memberikan banyak hadiah pada Kotaji. Kotaji sangat gembira. Apalagi ketika tiba di rumahnya, bunga di dadanya berubah menjadi putri cantik lagi.
Beberapa waktu kemudian, Kotaji menikah dengan putri Dewa Laut Barat itu. Mereka hidup bahagia selamanya.
#MendongenguntukCerdas
Tonton video ini, yuk!
----
Ingin tahu lebih banyak tentang pengetahuan seru lainnya, dongeng fantasi, cerita bergambar, cerita misteri, dan cerita lainnya? Teman-teman bisa berlangganan Majalah Bobo.
Untuk berlangganan, teman-teman bisa mengunjungi Gridstore.id.
Ikuti juga keseruan rangkaian acara ulang tahun Majalah Bobo yang ke-50 di majalah, website, dan media sosial Majalah Bobo, ya! #50TahunMajalahBobo2023