Tiba-tiba, Gato berkata, "Jangan mengeluh, Pippo. Kamu beruntung mendapatkan kucing banyak akal seperti aku. Aku akan membuatmu jadi kaya kalau kau merawat aku baik-baik,” janji Gato.
Pippo gembira mendengar janji Gato. Pippo mengelus Gato dan berjanji akan merawatnya baik-baik. Namun, Pippo tidak punya pekerjaan sehingga tidak punya uang untuk membeli makanan. Untuk sementara, mereka tinggal di gubuk kosong yang mereka temukan di tepi jalan. Gubuk itu sangat reot. Gato iba melihat majikannya.
Maka, setiap pagi, Gato pergi memancing di sungai dekat gubuk itu. Ia mendapat banyak ikan belanak indah dan besar. Sebagian ikan itu ia serahkan pada Gato. Sebagian lagi yang paling besar dan indah, diam-diam ia bawa ke istana raja.
"Yang Mulia, terimalah ikan-ikan belanak indah, persembahan tuanku Pippo. Hanya hadiah sederhana untuk tuanku yang agung, dari salah satu rakyat negeri ini,” ujar Gato sopan.
Raja sangat gembira, karena tidak ada seorang pun dari rakyatnya yang pernah memberinya hadiah.
“Katakan pada tuanmu, saya sangat berterimakasih, ada rakyat yang mengingat rajanya,” ujar Raja.
Keesokan harinya, Gato pergi ke rawa-rawa. Ia berlari-lari di rawa berusaha menangkap beberapa unggas. Ia memberikannya beberapa ekor pada Pippo, dan membawa unggas yang paling bagus untuk Raja. Gato kembali mengucapkan pesan yang sama.
Berkali-kali Gato melakukan hal yang sama, sampai Raja akhirnya menjadi penasaran.
“Aku harus berkenalan dengan tuanmu yang baik hati itu, kucing sopan. Aku ingin membalas kebaikannya,” kata Raja.
"Tuanku Pippo sangat menghormati Raja. Dia pasti akan datang besok siang untuk memberi hormat pada Raja,” kata Gato dengan sopan.
Akan tetapi, keesokan paginya, Gato datang menghadap Raja dan berkata,
Baca Juga: Dongeng Anak: Mimpi Kim Kyong Sin #MendongenguntukCerdas