Kenapa Fenomena Alam Angin Topan Jarang Terjadi di Daerah Khatulistiwa?

By Grace Eirin, Senin, 15 Mei 2023 | 19:00 WIB
Fenomena alam angin topan jarang terjadi di wilayah khatulistiwa. (NASA/Unsplash)

Efek Coriolis adalah udara yang bergerak dari khatulistiwa akan tetap mengalir dengan cepat ke arah timur, sehingga arah angin akan menyimpang. 

Dilansir dari Livescience, di belahan bumi utara, udara akan berputar ke kanan menciptakan gerakan berputar melawan arah jarum jam. 

Sebaliknya, udara yang mengalir ke selatan dari khatulistiwa akan menyimpan ke kiri. 

Akhirnya, tidak ada udara yang mengalir menuju ke garis khatulistiwa, teman-teman, sehingga tidak ada angin topan di wilayah tersebut. 

Namun, menurut penelitian yang dilakukan di Laut Cina Selatan, Siklon Tropis Vamei justru meningkat dalam 2 derajat dari garis khatulistiwa. 

Para ahli meteorologi menjelaskan bahwa jika siklon tropis melintasi garis khatulistiwa, maka kemungkinan besar akan membuat badai melemah dan berhenti. 

Bagaimana Badai Terbentuk? 

Harold Brooks, seorang peneliti meteorologi dari National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA) menjelaskan bahwa badai bisa terjadi ketika udara hangat mengapung seperti pada balon udara panas. 

Kemudian angin akan meningkatkan kekuatan dan arah dengan ketinggian, sehingga udara akan berputar dan membentuk supercell

Dilansir dari National Geographic, tornado biasanya muncul dari badai petir supercell. Badai jenis ini merupakan badai umum yang lebih besar. 

Supercell yang berada di tempat yang tinggi akan membentuk tornado di bawahnya. Ketika udara dari badai ini turun, maka akan membentuk rotasi yang ada pada angin tornado. 

Baca Juga: Mengenal Fenomena Alam Hujan di Bawah Terik Sinar Matahari dan Penyebabnya