Sejak saat itulah Yusuf selalu menonton pagelaran wayang di Semarang dan selalu membawa koleksi wayangnya kemanapun ia pergi.
Tak ketinggalan, setiap malam sebelum tidur, Sang Bunda, Putranti Laksitareni diminta untuk membacarakan Album Kisah Wayang sebagai pengantar tidur.
Ingin Serius Belajar Wayang
Merasa semakin penasaran dan tertarik dengan Wayang, Yusuf meminta dengan serius untuk belajar dan minta dicarikan sanggar pada Sang Bunda.
Meskipun terkejut dan heran dengan permintaan putranya, Ibu Putranti pun langsung merespons positif dan mencarikan sanggar untuk Yusuf.
Sebab, baik orang tua Yusuf dan keluarga besarnya tidak ada yang berasal dari kalangan seni tradisi.
Pencarian sanggar pun berakhir saat Yusuf mulai bergabung di Sanggar Sindhu Laras Bocah Semarang setahun lalu.
“Orang tua mempunyai peran penting dalam suksesnya bakat anak. Bagaimana saya mendampingi Yusuf konsisten latihan. Mendorong dia untuk tetap bersemangat pada kegiatan yang dia pilih. Jadi waktu, tenaga dan perhatian orang tua ini menjadi beberapa hal yang memotivasi anak untuk terus berlatih,” tutur Ibu Putranti yang mendukung penuh Yusuf untuk mendalami kemampuannya menjadi dalang.
Sanggar ini dikenal mencetak pedalang cilik berprestasi karena kerap menang, salah satunya dalam agenda Festival Dalang Anak 2022 yang digelar oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Semarang.
Teman-teman Yusuf yang berada di sanggar ini berhasil menyabet tiga juara pada lomba dalang anak.
Baca Juga: Disebut Warisan Budaya Tak Benda, Bagaimana Cara Melestarikan Wayang?