Bobo.id - Teman-teman, adakah di antara kamu yang suka melestarikan kesenian tradisional?
Indonesia merupakan negara yang menyimpan beragam jenis seni tradisional dari berbagai daerah.
Salah satu kesenian tradisional populer di negara kita yaitu wayang, yang sudah ditetapkan sebagai warisan budaya tak benda oleh UNESCO.
Wayang termasuk warisan yang harus kita lestarikan supaya tidak memudar akibat masuknya budaya asing.
Meski peminat kesenian wayang kebanyakan datang dari orang tua, ternyata masih banyak anak-anak yang menyukai wayang, salah satunya Yusuf Wikrama Tungga.
Nah, pada artikel ini Bobo ingin memperkenalkan Yusuf Wikrama Tungga yang memiliki keinginan untuk melestarikan kesenian wayang.
Menyukai Pertunjukan Wayang Kulit
Yusuf Wikrama Tungga lahir di Semarang, 7 Juni 2015, artinya saat ini ia berusia 8 tahun.
Meski masih 8 tahun, Yusuf ternyata piawai menjadi dalang cilik dan memainkan seni pertunjukan wayang kulit dengan apik.
Yusuf yang bersekolah di SD Hidayatullah Semarang, dan duduk di kelas 3 ini juga menyukai bermain gim dan berinteraksi dengan teman-temannya seperti generasi Alpha lainnya.
Namun, menjadi dalang menjadi cita-cita Yusuf sejak jatuh cinta dengan pertunjukan wayang kulit di RRI Semarang, dua tahun lalu.
Baca Juga: Bagaimana Wayang Dapat Digunakan dalam Proses Islamisasi di Pulau Jawa? Materi Sejarah
Sejak saat itulah Yusuf selalu menonton pagelaran wayang di Semarang dan selalu membawa koleksi wayangnya kemanapun ia pergi.
Tak ketinggalan, setiap malam sebelum tidur, Sang Bunda, Putranti Laksitareni diminta untuk membacarakan Album Kisah Wayang sebagai pengantar tidur.
Ingin Serius Belajar Wayang
Merasa semakin penasaran dan tertarik dengan Wayang, Yusuf meminta dengan serius untuk belajar dan minta dicarikan sanggar pada Sang Bunda.
Meskipun terkejut dan heran dengan permintaan putranya, Ibu Putranti pun langsung merespons positif dan mencarikan sanggar untuk Yusuf.
Sebab, baik orang tua Yusuf dan keluarga besarnya tidak ada yang berasal dari kalangan seni tradisi.
Pencarian sanggar pun berakhir saat Yusuf mulai bergabung di Sanggar Sindhu Laras Bocah Semarang setahun lalu.
“Orang tua mempunyai peran penting dalam suksesnya bakat anak. Bagaimana saya mendampingi Yusuf konsisten latihan. Mendorong dia untuk tetap bersemangat pada kegiatan yang dia pilih. Jadi waktu, tenaga dan perhatian orang tua ini menjadi beberapa hal yang memotivasi anak untuk terus berlatih,” tutur Ibu Putranti yang mendukung penuh Yusuf untuk mendalami kemampuannya menjadi dalang.
Sanggar ini dikenal mencetak pedalang cilik berprestasi karena kerap menang, salah satunya dalam agenda Festival Dalang Anak 2022 yang digelar oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Semarang.
Teman-teman Yusuf yang berada di sanggar ini berhasil menyabet tiga juara pada lomba dalang anak.
Baca Juga: Disebut Warisan Budaya Tak Benda, Bagaimana Cara Melestarikan Wayang?
Yusuf rutin berlatih setiap minggu bahkan sempat mengikuti latihan intensif saat liburan kemarin untuk memperkaya teknik main.
Beberapa teknik bermain wayang yang sudah dikuasai yaitu teknik sabetan perang wayang kulit dan Laras Slendro Patet Nem.
Selain itu, Yusuf juga fasih pada suluk-suluk wayang, kemampuan yang sangat jarang dimiliki teman sebayanya.
Melestarikan Wayang
Melestarikan seni wayang dan menjadi dalang kini menjadi keinginan terbesar Yusuf, teman-teman.
Menurutnya melalui wayang maka ada banyak nilai-nilai kehidupan yang dipelajari jadi tidak hanya sekadar cerita dongeng yang seru.
Selain itu, wayang juga membuat Yusuf bisa belajar mengenai tuntunan hidup seperti nilai menghormati, gotong royong, dan sopan santun yang juga bisa dipraktikan dalam kehidupan sehari-hari.
“Saya mau jadi dalang seperti Ki Anom Suroto, saya juga mau bisa main wayang sampai ke Luar Negeri dan mengenalkannya biar semua tahu dan suka karena semua ceritanya mengajarkan hal yang bagus,” ucapnya polos.
Mengenai seni pertunjukan wayang, Yusuf telah menguasai beberapa lakon seperti Sang Gatot Kaca, Rahwana Lapar, dan Gatotkaca Satriya.
Yusuf cenderung suka memainkan Wayang Kulit Contemporary; yaitu perpaduan cerita wayang tradisional dengan penggunaan bahasa campuran Jawa – Indonesia sehingga mudah dipahami oleh penonton sebayanya.
Meskipun melakukan pengubahan pada cerita, Yusuf tidak meninggalkan pakem-pakem Wayang Kulit yang ada.
Baca Juga: Komik Wayang: Pengertian, Contoh, dan Perkembangannya di Indonesia
Dalam menekuni hobinya menjadi dalang, Yusuf sudah sering tampil di berbagai acara budaya yang ada di Semarang.
Salah satu pagelaran terbesarnya yaitu saat perayaan 1 Muharram di Gunung Santri Semarang pentas bersama 7 dalang lain yang berusia lebih tua.
Pagelaran tersebut sukses ditonton lebih dari 400 tamu undangan.
Selain itu, undangan untuk tampil di berbagai kegiatan budaya sekolah juga meminta Yusuf untuk menampilkan kepiawaiannya menjadi dalang.
Saat ini Yusuf pun terus memperkaya keahliannya bermain dan siap untuk mewakili sekolah dalam lomba Karawitan dan Pedalangan.
Bagi teman-teman yang ingin melihat penampilan Yusuf memainkan wayang maka dapat menyaksikan aksinya pada tanggal 19 Agustus 2023 jam 19.30 di Mentari TV atau bisa melalui streaming via vidio.com.
Teman-teman juga bisa berkenalan secara pribadi dengan Yusuf melalui akun media sosial Instagram @YusufWikrama1 dan kanal Youtube Yusuf WT.
----
Kuis! |
Kenapa kesenian wayang populer di Indonesia? |
Petunjuk: cek di halaman 1! |
Lihat juga video ini, yuk!
----
Ingin tahu lebih banyak tentang pengetahuan seru lainnya, dongeng fantasi, cerita bergambar, cerita misteri, dan cerita lainnya? Teman-teman bisa berlangganan Majalah Bobo.
Untuk berlangganan, teman-teman bisa mengunjungi Gridstore.id.
Ikuti juga keseruan rangkaian acara ulang tahun Majalah Bobo yang ke-50 di majalah, website, dan media sosial Majalah Bobo, ya! #50TahunMajalahBobo2023