Bobo.id - Teman-teman, tahukah kamu berapa banyak satelit buatan manusia yang bertahan di ruang angkasa?
Satelit buatan manusia pertama adalah Sputnik 1, diluncurkan oleh Rusia pada 4 Oktober 1957.
Hingga tahun 2010, sekitar 10 sampai 60 satelit diluncurkan setiap tahunnya, sehingga jumlahnya semakin banyak saat ini.
Bersumber dari space.com, ada lebih dari 1.300 satelit yang telah diluncurkan pada tahun 2020, kemudian lebih dari 1.400 satelit pada setahun setelahnya.
Badan Antariksa Eropa mengamati, bahwa manusia telah mengirimkan lebih dari 12.000 satelit ke antariksa sejak 1957.
Ribuan satelit ini menempati orbit rendah Bumi yang disebut LEO (low Earth orbit).
LEO biasanya berada pada ketinggian antara sekitar 160 hingga 2.000 kilometer jauhnya dari Bumi.
Satelit di LEO memerlukan waktu yang singkat untuk menyelesaikan satu orbit mengelilingi Bumi. Orbit ini biasanya sekitar 90 hingga 120 menit.
Satelit buatan manusia ini bisa memberi manfaat bagi kehidupan di Bumi, teman-teman.
Misalnya, memprediksi cuaca dan iklim di Bumi, menangkap kondisi dan gambar ruang angkasa, meneruskan sinyal komunikasi telepon serta sinyal, dan membantu operasi GPS.
Nah, setelah mengetahui fakta ada ribuan satelit yang mengelilingi Bumi, kira-kira bagaimana satelit-satelit ini dapat bertahan di angkasa, ya?
Baca Juga: Kenapa Neptunus disebut Planet Berangin? Kenali Karakteristiknya
Yuk, simak informasi menariknya dari artikel ini!
Cara Satelit Bertahan di Angkasa
Satelit yang mengelilingi Bumi bertahan di angkasa karena berada di orbitnya.
Orbit adalah jalur yang ditempuh oleh satelit saat bergerak mengelilingi benda langit, seperti Bumi, dengan kecepatan yang tepat.
Ketika satelit diluncurkan ke angkasa dengan kecepatan yang cukup tinggi, gaya tarik gravitasi Bumi menariknya ke arah Bumi.
Nah, untuk menjaga satelit berada di orbit, satelit harus memiliki kecepatan yang tinggi sehingga gaya tarik gravitasi Bumi menariknya ke bawah.
Akan tetapi kecepatan ini justru membuat satelit terus bergerak ke samping.
Kecepatan satelit menciptakan gaya sentrifugal yang berlawanan dengan gaya gravitasi, teman-teman.
Gaya sentrifugal dapat mengimbangi gaya tarik gravitasi, sehingga satelit tidak jatuh ke Bumi dan tetap dalam orbitnya.
Menimbulkan Sampah Antariksa
Tidak hanya di Bumi, ternyata di ruang angkasa juga banyak sampah yang melayang dan bisa berpindah tempat, lo.
Baca Juga: Ada Ledakan Kosmik yang 100 Miliar Lebih Terang dari Matahari, Apa Itu?
Kalau di Bumi, kita tahu bahwa sampah berasal dari benda-benda yang sudah digunakan manusia, maupun benda alami yang membusuk.
Lantas, dari mana sampah ruang angkasa berasal?
Seperti yang sudah disebutkan di atas, sudah ada ribuan satelit yang diluncurkan ke angkasa. Namun, satelit yang tidak aktif dan rusak akan tertinggal di angkasa dan menjadi sampah.
Badan Antariksa Eropa memperkirakan ada sekitar jutaan objek puing sampah di ruang angkasa dengan karakteristik yang berbeda.
Masing-masing puing ini berputar mengelilingi Bumi, sehingga mungkin untuk bertabrakan dengan pesawat ruang angkasa atau satelit yang masih bisa beroperasi.
Sampah antariksa dapat dibersihkan dengan cara peluncuran roket yang dapat mengangkutnya.
Artikel ini dibuat dengan bantuan AI dan diperiksa ulang oleh Redaksi Bobo.id.
----
Kuis! |
Kapan peluncuran satelit pertama di dunia? |
Petunjuk: cek di halaman 1! |
Lihat juga video ini, yuk!
----
Ingin tahu lebih banyak tentang pengetahuan seru lainnya, dongeng fantasi, cerita bergambar, cerita misteri, dan cerita lainnya? Teman-teman bisa berlangganan Majalah Bobo.
Untuk berlangganan, teman-teman bisa mengunjungi Gridstore.id.
Ikuti juga keseruan rangkaian acara ulang tahun Majalah Bobo yang ke-50 di majalah, website, dan media sosial Majalah Bobo, ya! #50TahunMajalahBobo2023