Bobo.id - Beberapa waktu lalu, media sosial sedang ramai membicarakan adanya penampakan cahaya merah melintasi langit malam.
Seorang warga merekam pemandangan yang terlihat dari langit wilayah Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta ini, kemudian mengunggahnya.
Bersumber dari Kompas.com, benda tersebut berwarna merah kekuningan, meluncur, dan memiliki ekor layaknya meteor.
Peneliti Observatorium Bosscha Jawa Barat, Agus Triono menjelaskan bahwa benda yang terlihat itu adalah bagian dari sampah antariksa.
Beliau menambahkan, beberapa negara pembuat satelit biasanya menjadwalkan proses non-aktif satelit ketika usianya sudah tua.
Setelah dinonaktifkan, benda itu akan terjun dan masuk kembali ke Bumi agar tidak bertahan di antariksa dan mengganggu benda langit lainnya.
Lantas, ada berapa banyak sampah di antariksa? Bisakah sampah antariksa jatuh ke Bumi?
Kali ini, Bobo akan mengajak teman-teman mencari tahu jawaban dari pertanyaan di atas melalui artikel berikut.
Yuk, simak!
Berapa Banyak Sampah di Antariksa?
Bersumber dari pengamatan NASA, ada lebih dari 25.000 benda yang termasuk sampah antariksa dengan ukuran lebih dari 10 sentimeter.
Baca Juga: Texas Akan Mengalami 2 Kali Fenomena Gerhana Matahari, Kapan Waktunya?
Benda berdiameter antara 1 sampai 10 sentimeter diperkirakan berjumlah 500.000. Sedangkan partikel yang lebih besar dari 1 milimeter melebihi 100 juta.
Jadi, pada Januari 2022, jumlah material yang mengorbit Bumi diperkirakan sekitar lebih dari 9.000 metrik ton atau 9.000.000 kilogram.
Badan Antariksa Eropa mengamati, bahwa manusia telah mengirimkan lebih dari 12.000 satelit ke antariksa sejak 1957.
Namun, satelit-satelit yang tidak aktif dan rusak akan tertinggal di angkasa dan menjadi sampah.
Yap, sampah antariksa tersebut berasal dari banyaknya satelit yang tidak aktif, rusak, dan tidak bisa digunakan lagi, teman-teman.
Masing-masing puing sampah ini berputar mengelilingi Bumi, sehingga mungkin untuk bertabrakan dengan pesawat ruang angkasa atau satelit.
Faktanya, sampah ruang angkasa dapat bergerak dengan kecepatan sekitar lebih dari 25.000 kilometer per jam.
NASA menjelaskan, dengan kecepatan pergerakan sampah di ruang angkasa yang tinggi, maka besar kemungkinan menimbulkan risiko tabrakan.
Bisakah Jatuh ke Bumi?
Tentu saja banyak orang merasa khawatir, apakah sampah antariksa yang berjumlah sangat banyak itu dapat jatuh ke Bumi?
Semakin tinggi posisi puing-puing sampah antariksa, maka semakin lama pula sampah tersebut berada di orbit Bumi.
Baca Juga: Ada Kilatan Cahaya di Venus, Benarkah Berasal dari Meteor yang Terbakar?
Puing sampah dengan posisi ketinggian di bawah 600 kilometer biasanya dapat jatuh ke Bumi dalam beberapa tahun.
Sementara puing di ketinggian 800 kilometer, dapat jatuh dalam waktu beberapa abad.
Lebih tinggi lagi, puing-puing dengan ketinggian di atas 1.000 kilometer biasanya akan terus mengelilingi orbit Bumi selama ribuan tahun.
Jika sampah antariksa masuk kembali ke Bumi, apa yang akan terjadi?
NASA mengamati, sampah antariksa memang bisa masuk kembali ke Bumi, namun sejumlah besar puingnya tidak dapat bertahan dari pemanasan saat memasuki atmosfer.
Jadi, kemungkinan besar sampah-sampah antariksa yang masuk ke atmosfer Bumi akan jatuh ke lautan, perairan lain, atau wilayah yang jarang penduduk.
Menurut pengamatan selama 50 tahun terakhir, rata-rata satu puing sampah jatuh ke Bumi setiap harinya.
Tidak ada laporan kerusakan atau korban atas peristiwa masuknya sampah antariksa ke wilayah Bumi selama ini.
----
Kuis! |
Dari mana sampah antariksa berasal? |
Petunjuk: cek di halaman 2! |
Lihat juga video ini, yuk!
----
Ingin tahu lebih banyak tentang pengetahuan seru lainnya, dongeng fantasi, cerita bergambar, cerita misteri, dan cerita lainnya? Teman-teman bisa berlangganan Majalah Bobo.
Untuk berlangganan, teman-teman bisa mengunjungi Gridstore.id.
Ikuti juga keseruan rangkaian acara ulang tahun Majalah Bobo yang ke-50 di majalah, website, dan media sosial Majalah Bobo, ya! #50TahunMajalahBobo2023