Sementara materi yang tertiup angin akan disebut 'sisa supernova' atau sejenis nebula.
Ketika bintang mencapai akhir masa hidupnya, maka bintang itu akan meledak dalam semburan cahaya yang cemerlang.
Jika ukuran bintang yang mengalami ledakan termasuk bintang masif, maka dapat memancarkan energi sinar gamma yang sangat tinggi.
Sinar gamma memiliki energi yang sangat tinggi, jauh lebih tinggi daripada sinar-X.
Karena energinya yang tinggi, sinar gamma dapat menembus materi padat dan banyak material yang tidak dapat ditembus oleh radiasi lain seperti sinar-X.
Selain itu, supernova juga dapat memancarkan energi yang jumlahnya lebih banyak dari energi yang dipancarkan Matahari.
Oleh karena itu, NASA menyebut supernova sebagai ledakan terbesar di ruang angkasa.
Apa Supernova yang Populer?
Bersumber dari space.com, supernova tertua yang pernah tercatat disebut Supernova RCW 86, yang ditemukan oleh astronom Tiongkok pada tahun 185 Masehi.
Sementara supernova paling populer yakni Nebula Kepiting, yang pertama kali terlihat oleh astronom Tiongkok dan Korea pada tahun 1054.
Nebula Kepiting adalah tipe nebula supernova, yang berarti itu adalah sisa bintang raksasa (supernova) yang meledak secara hebat.
Baca Juga: Ilmuwan Ungkap Planet Merkurius Alami Penyusutan, Apa Penyebabnya?