Bobo.id - Matahari merupakan pusat tata surya kita. Yap, semua planet di Bima Sakti mengelilingi Matahari.
Di planet Bumi, Matahari juga punya peran penting. Tanpa Matahari, kehidupan tidak di Bumi tidak akan ada.
Oleh karena itu, para ilmuwan dan peneliti terus mengamati dan meneliti aktivitas yang terjadi di Matahari.
Bersumber dari Live Science, baru-baru ini terjadi ledakan dahsyat di Matahari yang membentuk lembah besar.
Lembah atau yang disebut ngarai api itu terbentuk di permukaan Matahari. Panjangnya mencapai 96.560 km!
Kemunculan lembah besar dan berapi-api ini jadi pengingat bahwa Matahari mendekati puncak ledakannya.
Terbentuknya Ngarai Api Matahari
Seminggu yang lalu, tepatnya 31 Oktober 2023, lingkaran plasma bermagnet tumbuh di selatan Matahari.
Lingkaran itu jadi tidak stabil sehingga putus dan meluncur ke ruang angkasa, seperti pita elastis yang putus.
Saat menjauh, ia meninggalkan lubang raksasa seperti ngarai di plasma super panas di permukaan Matahari.
Ngarai api di Matahari ini lebarnya sekitar 10.000 kilometer dan membentang 10 kali lebih panjang. Wow!
Baca Juga: Padahal Ada Sinar Matahari yang Panas, Mengapa Antariksa Sangat Dingin?
Artinya, ukurannya sekitar 620 kali lebih lebar dan 224 kali lebih panjang dari Grand Canyon yang ada di AS.
Meski begitu, ternyata ini bukanlah ngarai pertama yang terlihat di Matahari dalam beberapa tahun terakhir, lo.
Pada bulan April 2022 yang lalu, diketahui ada ngarai sepanjang 200.000 kilometer terbuka di Matahari.
Sementara itu pada bulan September 2022, ngarai sepanjang 385.000 kilometer muncul setelah letusan Matahari.
Kedua ngarai ini memiliki kedalaman sekitar 20.000 kilometer. Yap, 1.800 kali lebih dalam dari Palung Mariana!
Gumpalan plasma yang terlempar dari Matahari hingga melahirkan ngarai ini pada akhirnya bisa meluncur ke Bumi.
Hal ini kemudian dapat memicu badai geomagnetik dan bahkan aurora dengan warna-warni indah di Bumi, lo.
Matahari Mendekati Titik Maksimum
Ngarai api di permukaan Matahari ini adalah tanda terbaru bahwa kita sudah mendekati titik maksimum Matahari.
Puncak ledakan dalam siklus 11 tahun itu kemungkinan akan terjadi pada 2024, setahun lebih cepat dari perkiraan.
Menjelang titik maksimum Matahari, garis-garis medan magnet yang membatasi plasma ke permukaan mulai kusut.
Baca Juga: Akibat Fenomena Alam Ini Matahari Bisa Berubah Warna saat Terbenam, Apa Itu?
Namun ketika keduanya saling terkait, mereka jadi kurang efektif dalam menahan plasma di tempatnya.
Kondisi inilah yang memungkinkan terbentuknya tonjolan besar dan lembah yang muncul di permukaan.
Saat Matahari mendekati titik maksimum, jumlah bintik hitam akan meningkat hingga Matahari nyaris tertutup.
Tak hanya itu, Matahari juga mulai menyemburkan jilatan api dengan intensitas yang semakin sering dan kuat.
Para ilmuwan mencatat, saat ini Matahari berada di siklus ke-25, sejak secara resmi dimulai pada Desember 2019.
Siklus Matahari ke-25 ini telah berkembang dan menunjukkan tanda-tanda jauh lebih aktif dari prediksi awal.
Oleh karena itu, para ilmuwan pun saat ini percaya bahwa titik maksimum bisa datang lebih awal dengan kekuatan besar.
Ketika partikel berenergi tinggi menumbuk Bumi, medan magnet planet akan mengalirkannya ke kedua kutub Bumi.
Partikel berenergi tinggi ini kemudian bebenturan dengan partikel udara yang menyebabkan terbentuknya aurora.
Namun jika partikel berenergi tingi dari Matahari berjumlah besar, dampaknya akan lebih ekstrem. Apa itu, Bo?
Beberapa wilayah di Bumi bisa mengalami gangguan listrik karena transformator akan kelebihan muatan.
Baca Juga: Siklus Matahari Akan Mencapai Puncaknya pada Tahun 2024, Apa Dampaknya?
----
Kuis! |
Berapa panjang ngarai api di permukaan Matahari? |
Petunjuk: cek di halaman 1! |
Lihat juga video ini, yuk!
----
Ingin tahu lebih banyak tentang pengetahuan seru lainnya, dongeng fantasi, cerita bergambar, cerita misteri, dan cerita lainnya? Teman-teman bisa berlangganan Majalah Bobo.
Untuk berlangganan, teman-teman bisa mengunjungi Gridstore.id.
Ikuti juga keseruan rangkaian acara ulang tahun Majalah Bobo yang ke-50 di majalah, website, dan media sosial Majalah Bobo, ya! #50TahunMajalahBobo2023