Bobo.id - Pada materi kelas 5 SD tema 7, kita akan belajar tentang kedatangan bangsa barat ke Indonesia.
Salah satu bangsa barat yang lama menduduki dan menjajah Indonesia adalah bangsa Belanda, teman-teman.
Untuk bisa menguasai wilayah dan mendapat keuntungan, Belanda membentuk pemerintah kolonial.
Sejak dibentuknya pemerintah kolonial oleh Belanda, kesulitan masyarakat Indonesia makin bertambah.
Ini karena berbagai kebijakan dari pemerintahan kolonial itu merugikan ekonomi dan menindas rakyat.
Penindasan dilakukan dengan membuat peraturan yang menguntungkan pihaknya, salah satunya tanam paksa.
Apa Itu Tanam Paksa?
Sistem tanam paksa atau cultuurstelsel adalah aturan yang diterapkan Gubernur Jenderal J. Van den Bosch.
Sebelum memberikan ide tanam paksa ini, Van den Bosch sudah lebih dulu belajar tradisi di Indonesia.
Tanam paksa adalah gabungan ide penjajah Inggris, Raffles. Ia memberi ide tentang pajak tanah.
Ide diajukan ke Raja Belanda dan disetujui. Ini membuat Van den Bosch diangkat jadi Gubernur Jenderal di Jawa.
Tanam paksa mewajibkan tiap desa menyisihkan sebagian tanahnya untuk ditanami komoditas ekspor.
Baca Juga: Jadi Aturan Belanda yang Merugikan, Apa Tujuan Adanya Sistem Tanam Paksa?
Cara kerja tanam paksa adalah lahan desa yang ditanami komoditas ekspor tidak akan dikenai pajak.
Hasil panen wajib dijual ke Belanda dengan harga yang sudah ditetapkan. Diketahui harganya sangat murah.
Sementara tanah yang digunakan untuk tempat tinggal dan menanam kebutuhan pribadi dikenai pajak.
Kalau ada rakyat yang tak punya tanah, maka ia harus bekerja di kebun milik Belanda selama 66 hari, lo.
Ini merupakan pajak karena rakyat tidak bisa menyetor hasil panen kepada pemerintahan kolonial Belanda.
Kondisi Rakyat pada Masa Tanam Paksa
Di halaman 23, kita diminta menjelaskan kondisi rakyat Indonesia pada masa pelaksanaan tanam paksa.
Apakah teman-teman sudah menemukan jawabannya? Berikut ini Bobo akan berikan alternatifnya. Simak, yuk!
Jawaban:
Pelaksanaan tanam paksa ternyata tidak sesuai aturan yang ditetapkan dalam Staatsblad tahun 1834 No. 22.
Praktiknya, seluruh tanah garapan masyarakat harus ditanami komoditas ekspor sesuai perintah pemerintah Belanda.
Hasil panennya juga harus diserahkan ke pemerintah Belanda untuk diekspor dan mendapat keuntungan.
Baca Juga: Siapa Tokoh Belanda yang Menerapkan Sistem Tanam Paksa di Nusantara?
Rakyat yang tidak punya tanah garapan harus bekerja setahun penuh di kebun milik pemerintahan Belanda.
Hal ini menciptakan dampak postif dan negatif pada kondisi rakyat Indonesia pada masa pelaksanaan tanam paksa.
Dampak positif:
- Rakyat mengenal teknik menanam jenis tanaman baru.
- Munculnya tenaga kerja ahli dalam perkebunan.
- Penyempurnaan fasilitas, seperti: jalan, jembatan, pelabuhan.
Dampak negatif:
- Petani sulit menanam padi untuk kebutuhan sendiri.
- Mendapat upah hasil panen yang tidak sesuai.
- Terjadi wabah kelaparan dan penyakit di sejumlah wilayah.
- Angka kematian meningkat sehingga jumlah penduduk turun.
Banyaknya dampak negatif itu ciptakan reaksi keras hingga akhirnya sistem tanam paksa dihapus.
Nah, itulah kondisi rakyat pada masa pelaksanaan tanam paksa. Semoga informasi ini bisa bermanfaat, ya.
Baca Juga: 4 Macam Kebijakan Pemerintah Kolonialisme Belanda yang Diterapkan di Indonesia
----
Kuis! |
Siapa gubernur jenderal yang mengusulkan tanam paksa? |
Petunjuk: cek di halaman 1! |
Lihat juga video ini, yuk!
----
Ingin tahu lebih banyak tentang pengetahuan seru lainnya, dongeng fantasi, cerita bergambar, cerita misteri, dan cerita lainnya? Teman-teman bisa berlangganan Majalah Bobo.
Untuk berlangganan, teman-teman bisa mengunjungi Gridstore.id.
Ikuti juga keseruan rangkaian acara ulang tahun Majalah Bobo yang ke-50 di majalah, website, dan media sosial Majalah Bobo, ya! #50TahunMajalahBobo2023