Dibuat dengan Fermentasi, Apa Tanda Keju Tidak Boleh Dikonsumsi Lagi?

By Grace Eirin, Minggu, 18 Februari 2024 | 07:30 WIB
Keju dibuat dari proses mengasamkan susu dengan bakteri. (Freepik)

Bobo.id - Siapa yang tidak kenal keju, makanan hasil fermentasi bakteri ini menjadi favorit banyak orang dari berbagai negara. 

Keju pertama kali dibuat pada tahun 800 SM, yaitu pada masa kejayaan Yunani kuno. Penggagas keju adalah Aristaeus. 

Pada masa Romawi kuno, keju sudah makin berkembang, menjadi bahan pangan yang digunakan sehari-hari. 

Sebagai produk bioteknologi pangan, bahan dasar keju adalah susu yang difermentasikan oleh bakteri asam laktat. 

Setelah diasamkan oleh bakteri, susu akan ditambah dengan enzim agar membentuk gumpalan padat disebut dadih, meninggalkan cairan disebut whey. 

Jika keju dibuat dengan cara fermentasi, lalu bagaimana cara menentukan kelayakannya? Yuk, cari tahu!

Memahami Kelayakan Keju

Bersumber dari National Geographic, pada kulit luar keju yang tebal, terdapat mikroba yang berkerumun untuk menjaga kelembapan. 

Bakteri tersebut membantu mengasamkan susu agar protein kaseinnya mengental. 

Dalam proses pengentalan ini, susu akan menghasilkan bagian padat bernama dadih, yang akan diproses lebih lanjut untuk diubah menjadi keju padat. 

Selain penambahan bakteri dan jamur, keju juga diberi sedikit garam untuk pelengkap rasa dan memperpanjang masa simpan. 

Baca Juga: Belum Banyak yang Tahu, Ternyata Ini Penyebab Keju Memiliki Lubang