Bobo.id - Pada materi sejarah kelas 12 SMA, kita akan belajar tentang budaya Hindu-Buddha yang masuk ke Indonesia.
Seperti kita tahu, pada awal masehi, ada sekelompok orang India yang datang ke Indonesia untuk berdagang.
Yap, sejak dulu, secara geografis, Indonesia memang terletak di lokasi yang strategis dalam perdagangan.
Orang India yang datang ke Indonesia itu menyebarkan agama Hindu-Buddha termasuk dengan budayanya.
Bahkan, terjadi akulturasi kebudayaan antara budaya Hindu-Buddha dengan budaya lokal Indonesia, lo.
Contoh hasil akulturasi itu adalah Candi Borobudur yang bercorak Buddha dan Candi Prambanan bercorak Hindu.
Meski begitu, ternyata segala kebudayaan yang dibawa oleh orang India tidak begitu saja diterima di Indonesia.
Mengapa Kebudayaan Hindu Buddha Tidak Diterima Begitu Saja di Indonesia?
Kita diminta menjelaskan penyebab kebudayaan Hindu Buddha tidak diterima begitu saja oleh masyarakat Indonesia.
Apakah teman-teman sudah menemukan jawabannya? Berikut ini Bobo akan berikan alternatifnya. Simak, yuk!
Jawaban:
Ada dua alasan mendasar mengapa kebudayaan Hindu Buddha tidak diterima begitu saja di Indonesia, yakni:
Baca Juga: Mengapa Budaya Hindu-Buddha Mudah Diterima Masyarakat Indonesia? Materi IPS
- Memiliki dasar kebudayaan mapan
- Adanya local genius
Berikut penjelasannya:
1. Memiliki Dasar Kebudayaan Mapan
Ketika Hindu-Buddha masuk ke Indonesia, masyarakat telah memiliki dasar kebudayaan yang cukup mapan.
Bahkan, kebudayaan masyarakat telah berkembang pada tingkat tinggi sebelum Hindu-Buddha masuk.
Menurut J.L. Brandes, ada 10 unsur budaya asli Indonesia yang sudah ada sebelum ada pengaruh India, yakni:
- Kepandaian bersawah
- Kemampuan dalam pelayaran
- Mengenal prinsip dasar pertunjukan wayang
- Kemampuan dalam seni gamelan
- Kepandaian membatik
- Mengerjakan barang dari logam
- Menggunakan aturan puisi berbentuk metrik
- Menggunakan alat tukar uang logam
- Mengenal sistem perbintangan
- Telah terbentuk susunan masyarakat yang teratur
Bisa dikatakan, nenek moyang telah mengenal nilai budaya dan kepercayaan yang mendasari budaya hingga kini.
Jadi, ketika pengaruh Hindu-Buddha masuk, masyarakat bisa menyaring, mengolah, dan menyesuaikan.
2. Adanya Local Genius
Local genius adalah kecapakan bangsa untuk menerima unsur budaya asing dan mengolahnya sesuai kepribadian.
Disebut genius karena berkaitan dengan kemampuan istimewa yang berbekal dari karya budaya setempat.
Local genius bisa diartikan sebagai kecerdasan masyarakat menyesuaikan pengaruh budaya asing yang masuk.
Baca Juga: Bentuk Akulturasi Budaya India dengan Indonesia di Bidang Pemerintahan
Pada masa Hindu-Buddha, local genius dikaitkan dengan fenomena kehidupan, keagamaan, dan seni.
Lewat penyesuaian itu, terbentuklah wujud baru yang lebih sesuai dengan kebudayaan asli masyarakat.
Contoh local genius adalah munculnya animisme dan dinamisme yang diadopsi masyarakat jadi kejawen.
Secara umum, local genius dibedakan menjadi dua, yakni tangible (terlihat) dan intangible (tidak terlihat).
Bersumber dari Kompas.com, ada beberapa ciri-ciri dari local genius yang dimiliki masyarakat, yakni:
- Mampu bertahan terhadap budaya luar.
- Memiliki kemampuan mengakomodasi unsur-unsur budaya luar.
- Memiliki kemampuan mengendalikan.
- Mampu memberi arah perkembangan budaya.
- Kemampuan menghubungkan unsur budaya luar ke dalam budaya asli.
Nah, itulah alasan kebudayaan Hindu-Buddha tidak diterima begitu saja di Indonesia. Semoga bermanfaat!
Baca Juga: Pengaruh Kebudayaan Hindu Buddha pada Sistem Seni Budaya, Materi IPS
----
Kuis! |
Apa contoh akulturasi budaya Hindu-Buddha dengan budaya lokal? |
Petunjuk: cek di halaman 1! |
Lihat juga video ini, yuk!
----
Ingin tahu lebih banyak tentang pengetahuan seru lainnya, dongeng fantasi, cerita bergambar, cerita misteri, dan cerita lainnya? Teman-teman bisa berlangganan Majalah Bobo.
Untuk berlangganan, teman-teman bisa mengunjungi Gridstore.id.
Ikuti juga keseruan rangkaian acara ulang tahun Majalah Bobo yang ke-50 di majalah, website, dan media sosial Majalah Bobo, ya! #50TahunMajalahBobo2023