Bobo.id - Masuknya Hindu-Buddha ke Indonesia membawa banyak pengaruh bagi Indonesia, salah satunya di bidang budaya.
Pengaruh Hindu-Buddha yang masuk ke Nusantara tidak membuat kebudayaan lokal atau tradisi lokal masyarakat menghilang.
Justru keduanya saling berinteraksi hingga menghasilkan beberapa kebudayaan baru sebagai bentuk perpaduan atau akulturasi.
Nah, pada materi IPS kelas 7 SMP, kita akan belajar tentang akulturasi budaya Hindu-Buddha dengan budaya Nusantara.
Sebagai informasi, akulturasi kebudayaan adalah proses percampuran antara unsur kebudayaan satu dengan kebudayaan lainnya.
Masuknya kebudayaan Hindu-Buddha tidak diterima dengan mudah, tetapi diolah dan disesuaikan dengan kehidupan masyarakat saat itu.
Hal ini bisa terjadi karena masyarakat Nusantara pada saat itu sudah memiliki dasar kebudayaan yang tinggi.
Wujud akulturasi Hindu-Buddha dengan kebudayaan Nusantara ini bisa dilihat dari berbagai bentuk, antara lain:
Berikut ini penjelasan lengkapnya. Simak, yuk!
Akulturasi kebudayaan India yang masuk ke Indonesia kemudian memengaruhi perkembangan seni sastra di Indonesia.
Baca Juga: Apa yang Dimaksud dengan Akulturasi Budaya? Ini Penjelasan Lengkapnya
Seni sastra pada waktu itu ada yang berbentuk tembang atau puisi dan ada juga yang berbentuk prosa.
Berdasarkan isinya, kesusastraan bisa dikelompokkan menjadi tutur, kitab hukum, dan wiracarita (kepahlawanan).
Bentuk wiracarita ini sangat terkenal di Nusantara, terutama yang berasal dari Kitab Ramayana dan Kitab Mahabarata.
Perkembangan seni sastra yang sangat cepat didukung oleh penggunaan huruf pallawa yang ada dalam karya sastra Jawa Kuno.
Contoh hasil akulturasi kebudayaan Hindu-Buddha dengan kebudayaan Nusantara bisa dilihat dari seni rupa dan seni ukirnya.
Pengaruhnya dalam bidang ini bisa kita lihat dengan jelas dari beberapa relief candi hasil dari akulturasi kedua kebudayaan ini.
Misalnya, relief yang ada di dinding pagar langkan Candi Borobudur yang berupa pahatan riwayat Sang Buddha.
Nah, di sekitar Sang Buddha ini terdapat lingkungan alam Nusantara, seperti burung merpati dan rumah panggung.
Tak hanya itu, ada juga relief kala makara yang memiliki motif tumbuh-tumbuhan dan juga binatang, teman-teman.
Bangunan candi di Indonesia umumnya merupakan bentuk akulturasi antara unsur budaya Hindu-Buddha dengan budaya asli Nusantara.
Hal ini bisa dilihat dari bentuk bangunan yang megah, patung perwujudan dewa, dan bagian lain seperti stupa.
Baca Juga: 5 Kerajaan Buddha yang Pernah Ada di Indonesia dan Peninggalannya
Sementara itu, bentuk candi yang merupakan pundek berundak merupakan unsur asli kebudayaan Nusantara.
Candi Borobudur merupakan salah satu contoh hasil akulturasi kebudayaan Hindu-Buddha dengan kebudayaan Nusantara.
Akulturasi pada seni pertunjukan muncul dalam seni wayang. Ada beberapa jenis, seperti wayang kulit, orang, dan golek.
Saat ini, pertunjukan wayang sering dikaitkan dengan magis religius yakni sebagai pemujaan terhadap nenek moyang.
Seni pertunjukan wayang sudah sangat terkenal khususnya di Pulau Jawa. Nilai yang terkandung di dalamnya bersifat pendidikan.
Menariknya, cerita-cerita dalam pertunjukan wayang berasal dari India dan wayangnya buatan orang Indonesia.
Selain itu, saat ini lakon pewayangan lebih banyak bercerita mengenai petualangan dan kepahlawanan. Contoh: murwakala dan dewi sri.
Contoh hasil akulturasi kebudayaan Hindu-Buddha dengan kebudayaan Nusantara juga bisa dilihat dari segi arsitektur keagamaan.
Bangunan keagamaan ini berupa candi atau arca yang sangat terkenal pada masa Hindu-Buddha di Indonesia.
Hal ini bisa kita lihat pada bangunan sakral peninggalan Hindu, seperti Candi Sewu, Candi Gedongsongo, dan lainnya.
Akulturasi kebudayaan Hindu-Buddha dengan kebudayaan Nusantara juga bisa dilihat dari sistem kepercayaannya.
Baca Juga: 8 Contoh Keragaman Budaya Indonesia Hasil dari Akulturasi, Materi IPS
Sebelum masuknya Hindu-Buddha, masyarakat menyembah roh nenek moyang atau sering disebut dengan animisme.
Setelah masuknya pengaruh kebudayaan India, kepercayaan animisme tidak hilang. Ini bisa dilihat dari fungsi candi di Indonesia.
Di India, candi berfungsi sebagai tempat pemujaan. Sementara di Indonesia juga digunakan sebagai tempat menyimpan abu raja.
Sebelum datangnya orang-orang India, di Kepulauan Indonesia sebenarnya sudah mengenal sistem pemerintahan.
Sistem pemerintah Indonesia saat itu masih bersifat sederhana. Rakyat mengangkat pemimpin yang nantinya bernama kepala suku.
Setelah masuknya pengaruh India, maka sistem pemerintahan yang dianut tidak dihilangkan begitu saja.
Para pemimpin yang sudah ada kemudian diangkat menjadi raja dan wilayah kekuasaannya disebut dengan kerajaan.
Bukti akulturasi bisa dilihat dari syarat menjadi raja yang harus memiliki kesaktian dan berwibawa seperti sebelum masa Hindu-Buddha.
Raja yang memiliki kesaktian dianggap dekat dengan dewa, kemudian raja disembah dan sesudah meninggal rohnya dipuja.
Nah, itulah beberapa contoh akulturasi kebudayaan Hindu Buddha dengan kebudayaan Nusantara. Semoga bisa bermanfaat, ya.
Baca Juga: 5 Contoh Bukti Keragaman Budaya yang Merupakan Hasil dari Akulturasi, Cari Jawaban IPS
----
Kuis! |
Apa yang dimaksud dengan akulturasi budaya? |
Petunjuk: cek di halaman 1! |
Lihat juga video ini, yuk!
----
Ingin tahu lebih banyak tentang pengetahuan seru lainnya, dongeng fantasi, cerita bergambar, cerita misteri, dan cerita lainnya? Teman-teman bisa berlangganan Majalah Bobo.
Untuk berlangganan, teman-teman bisa mengunjungi Gridstore.id.
Ikuti juga keseruan rangkaian acara ulang tahun Majalah Bobo yang ke-50 di majalah, website, dan media sosial Majalah Bobo, ya! #50TahunMajalahBobo2023
10 Contoh Pelanggaran Hak di Lingkungan Sekolah, Materi Kelas 4 SD Kurikulum Merdeka
Source | : | Kompas.com,gramedia.com,Adjar.id |
Penulis | : | Fransiska Viola Gina |
Editor | : | Sarah Nafisah |
KOMENTAR