Bobo.id - Demokrasi terpimpin merupakan salah satu bentuk pemerintahan yang pernah berjalan di Indonesia.
Selama sistem demokrasi terpimpin berlangsung, apa dampak positif dan negatif yang muncul?
Pada materi IPS kelas 12 SMA, teman-teman akan belajar tentang sistem pemerintahan demokrasi terpimpin yang pernah terjadi di Indonesia.
Demokrasi Terpimpin
Demokrasi terpimpin adalah sistem pemerintahan yang pernah dijalankan Indonesia pada tahun 1959 hingga 1966 pada masa pemerintahan Presiden Soekarno.
Demokrasi terpimpin merupakan sistem pemerintahan yang pengambilan keputusan dan kebijakannya berpusat pada satu orang yaitu pemimpin negara.
Penerapan sistem pemerintahan ini disampaikan saat pembukaan sidang konstituante pada 10 November 1956 oleh Presiden Soekarno langsung.
Dengan disampaikannya perubahan sistem pemerintahan ini, maka sistem pemerintahan sebelumnya yaitu parlementer atau demokrasi liberal pun berakhir.
Lalu, dari berlangsungnya sistem pemerintahan demokrasi terpimpin, apa saja dampak negatif dan positifnya?
Dampak Negatif
1. Power Presiden yang Terlalu Besar
Dampak negatif pertama dari perubahan sistem pemerintahan menjadi demokrasi terpimpin adalah adanya kekuasaan presiden yang terlalu besar.
Walau hal ini pada awalnya digunakan untuk mengendalikan negara dan mengambil keputusan secara tepat tanpa terpengaruh partai.
Namun, kekuasaan ini menjadi seperti tidak terbatas, hingga presiden bisa membentuk kebijakan baru.
Baca Juga: Kebijakan Pemerintah Belanda yang Menguntungkan Indonesia, Materi PPKn