Bintang Pertama di Alam Semesta disebut Bintang Gelap, Mengapa?

By Grace Eirin, Kamis, 23 Mei 2024 | 19:00 WIB
Tentu ada bintang pertama yang ada di alam semesta. Bagaimana terbentuknya? (Vaynakh/Freepik)

Bobo.id - Teman-teman, tahukah kamu bahwa bintang bisa mati? 

Ketika bintang mencapai akhir masa hidupnya, maka bintang itu akan meledak dalam semburan cahaya yang cemerlang. 

Jika ukuran bintang yang mengalami ledakan termasuk bintang masif, maka ledakannya dapat memancarkan energi sinar gamma yang sangat tinggi. 

Fenomena ini dikenal dengan supernova. 

Supernova juga dapat memancarkan energi yang jumlahnya lebih banyak dari energi yang dipancarkan Matahari. 

Supernova juga dapat menerangi langit dalam waktu yang lama. Kecerahannya diperkirakan bisa  bertahan selama beberapa hari hingga berbulan-bulan.

Jika sudah banyak supernova yang terjadi di angkasa, tentu saja ada bintang pertama di angkasa yang dikenal dengan nama bintang gelap. 

Mengapa bisa begitu? Yuk, cari tahu faktanya!

Mengenal Bintang Gelap

Bersumber dari space.com, alam semesta dimulai Big Bang, yang menciptakan gas hidrogen dan helium. 

Materi tersebut kemudian menggumpal, menarik lebih banyak materi melalui gaya tarik gravitasi. 

Baca Juga: Komet Tsuchinshan-ATLAS Akan Tampak Bersinar di Langit, Kapan Bisa Dilihat?

Nah, materi gelap yang misterius mulai terkumpul terlebih dahulu, lalu menarik materi biasa, seperti hidrogen dan helium. 

Bersama-sama materi gelap dan materi biasa menciptakan 'minihalo' yang memiliki massa sekitar satu juta kali lipat massa Matahari. 

Di dalam lingkaran cahaya mini itulah bintang-bintang pertama lahir 200 juta tahun setelah Big Bang. 

Bintang-bintang pertama dikenal terlalu redup karena terbentuk dari awan yang hanya mengandung hidrogen dan helium. 

Namun, ketika bintang-bintang pertama ini mati dan mengalami supernova, logam yang dihasilkan dapat menjadi bahan pembentuk bintang berikutnya. 

Uniknya, meskipun disebut bintang gelap dan dianggap terlalu redup, bintang pertama tetap bersinar sangat terang. 

Bintang dan galaksi yang telah terdeteksi manusia hanya mencakup 5% dari alam semesta, sedangkan materi gelap mencakup 25%. 

Sisanya, terbuat dari energi gelap yang sulit ditemukan oleh manusia. 

Bagaimana Menghitung Usia Bintang? 

Bintang mengalami proses perkembangan yang finalnya adalah supernova, teman-teman. Itu berarti bintang bisa bertambah usianya. 

Rata-rata bintang mengalami proses pembentukan selama ratusan ribu tahun, bahkan bisa lebih lama dari waktu tersebut. 

Baca Juga: Planet Ekstrasurya Ini Disebut Teringan Kedua yang Pernah Ditemukan, Apa Namanya?

Bintang dimulai dari inti yang terus berputar dan memanas, kemudian mengalami fusi nuklir. 

Fusi nuklir adalah proses bertemunya dua proton dan inti atom hidrogen, kemudian bergabung membentuk satu inti helium. 

Sama seperti benda langit lainnya, bintang juga bisa berputar atau mengalami rotasi. 

Namun, putaran bintang melambat seiring waktu, mirip seperti roda yang berputar melambat saat mendapatkan gaya gesek yang besar. 

Astronom memanfaatkan informasi kecepatan putaran bintang untuk menemukan usia bintang. Metode ini disebut gyrochoronology.  

----

Kuis!

Apa itu supernova?

Petunjuk: cek di halaman 1!

Lihat juga video ini, yuk!

---- 

Ingin tahu lebih banyak tentang pengetahuan seru lainnya, dongeng fantasi, cerita bergambar, cerita misteri, dan cerita lainnya? Teman-teman bisa berlangganan Majalah Bobo. 

Untuk berlangganan, teman-teman bisa mengunjungi Gridstore.id.