Bobo.id - Teman-teman, masih ingatkah kamu dengan Pluto?
Pluto yang pernah disebut sebagai planet terkecil di Tata Surya ini dahulu sempat menjadi bagian dari 9 planet di Tata Surya.
Namun, pada bulan Agustus 2006, International Astronomical Union (IAU) mengklasifikasikan Pluto sebagai planet kerdil, bukan planet pada umumnya.
Oleh karena itu, saat ini hanya ada 8 planet di Tata Surya, yakni Merkurius, Venus, Bumi, Mars, Jupiter, Saturnus, Uranus, Neptunus.
Kita mengenal fakta, bahwa Pluto merupakan planet kerdil dengan ukuran diameter 2.390 kilometer.
Jarak Pluto dan Matahari sebesar 6 miliar kilometer, 40 kali lebih jauh dibandingkan jarak Bumi dan Matahari.
Ada banyak fakta menarik Pluto yang hingga kini terus diselidiki oleh para astronom, salah satunya kondisi permukaannya.
Baru-baru ini, para ilmuwan menemukan adanya lautan di bawah permukaan Pluto. Bagaimana bentuknya, ya?
Yuk, cari tahu!
Lautan di Pluto
Bersumber dari space.com, Pluto memiliki permukaan padat yang beku.
Baca Juga: Bintang Pertama di Alam Semesta disebut Bintang Gelap, Mengapa?
Namun, di bawah es nitrogen pada permukaan Pluto ditemukan lautan air cair yang diperkirakan lebih dalam daripada kerak Bumi.
Menurut data dari New Horizon, ada beberapa petunjuk yang membuat penemuan ini semakin dipercaya banyak ilmuwan.
Pertama, Pluto tidak memiliki tonjolan di bagian ekuatornya. Kedua, permukaan es di Pluto tampak telah retak karena peregangan seiring berjalannya waktu.
Selain itu, para ilmuwan juga meyakini bahwa Pluto punya kriovolkano yang dapat mengeluarkan uap air atau bahkan es air padat.
Nah, air ini tentu berasal dari suatu tempat yang ada di dalam Pluto. Maka dari itu, ilmuwan memperkirakan ada lapisan air cair di bawah kerak Pluto, teman-teman.
Kriovolkano adalah gunung berapi yang dapat mengeluarkan materi bukan lava, misalnya air, amonia, atau metana.
Lalu, bagaimana bentuk lautan ini?
Setelah melakukan banyak penelitian dan perhitungan, diperkirakan lautan Plutonia kemungkinan besar memiliki ketebalan sekitar 40-80 km, sekitar 8 persen lebih padat dari lautan di Bumi.
Kepadatannya hampir seperti Great Salt Lake, perairan pedalaman paling asin di Bumi.
Namun, para ilmuwan terus mencoba melakukan banyak penelitian dan melengkapi pengetahuan agar penemuan ini benar-benar bisa dibuktikan.
Mengenal Pluto
Baca Juga: Mengapa Matahari Terbit dari Arah Barat di Planet Venus? Ini Penjelasannya
Pluto adalah planet katai pertama yang ditemukan di Tata Surya, tepatnya pada tahun 1930 oleh Clyde Tombaugh di Observatorium Lowell di Arizona, Amerika Serikat.
Rotasinya sangat lambat, sehingga satu hari di Pluto berlangsung sekitar 6,4 hari Bumi.
Permukaannya terdiri dari es nitrogen, es karbon dioksida, dan es air yang membentuk pola-pola berbeda di permukaannya.
Dengan jarak yang sangat jauh dari Matahari, Pluto diperkirakan memiliki atmosfer tipis yang sebagian besar terdiri dari nitrogen, metana, dan karbon dioksida.
Artinya, Pluto juga memiliki atmosfer dengan suhu rata-rata sekitar -387°F atau -232°C, terlalu dingin untuk kehidupan.
Pesawat New Horizons milik NASA pernah tiba di Pluto pada Juli 2015, dan menemukan fakta menarik tentang atmosfernya.
Atmosfer tipis di atas permukaan Pluto berada dalam kabut kebiruan, yang mendapat cahaya dari belakang Matahari.
Satu hari di Pluto lebih lama daripada satu hari di Bumi, yakni 153 jam.
Sumbu rotasinya miring 57 derajat terhadap bidang orbitnya mengelilingi Matahari, sehingga perputarannya hampir miring.
Selain itu, Pluto juga menunjukkan rotasi mundur, berputar dari timur ke barat seperti Venus dan Uranus.
Nah, itulah fakta menarik tentang penemuan baru di Pluto.
Baca Juga: Hewan-Hewan yang Berhasil Catat Sejarah Terbang ke Antariksa, Sudah Tahu?
----
Kuis! |
Kenapa Pluto tidak dianggap sebagai planet? |
Petunjuk: cek di halaman 1! |
Lihat juga video ini, yuk!
----
Ingin tahu lebih banyak tentang pengetahuan seru lainnya, dongeng fantasi, cerita bergambar, cerita misteri, dan cerita lainnya? Teman-teman bisa berlangganan Majalah Bobo.
Untuk berlangganan, teman-teman bisa mengunjungi Gridstore.id.