Persamaan Historiografi Tradisional, Kolonial, dan Modern, Materi Sejarah

By Fransiska Viola Gina, Jumat, 27 September 2024 | 07:30 WIB
Persamaan historiografi tradisional, kolonial, dan modern. (KoolShooters/pexels)

1. Ketergantungan pada Sumber Tertulis

Baik dalam historiografi tradisional, kolonial, atau modern, sumber tertulis sering jadi acuan dalam penelitian sejarah.

Yap, para sejarawan itu mengandalkan dokumen, catatan, surat, dan arsip sebagai sumber informasi yang utama.

Namun, penting untuk diingat bahwa sumber tertulis juga terikat oleh sudut pandang, bias, dan kepentingan pengarang.

Oleh karena itu, perlu melibatkan kritisisme historis dalam proses interpretasi dari sumber-sumber sejarah itu.

2. Penekanan pada Aspek Politik dan Ekonomi

Dalam historiografi tradisional, kolonial, atau modern, penekanan pada aspek politik dan ekonomi sering jadi fokus utama.

Perhatian ini diberikan pada pemerintah, peristiwa politik, ekspansi, pertumbuhan ekonomi, dan interaksi antarbangsa.

Meskipun penting, pendekatan ini cenderung mengabaikan aspek budaya, sosial, dan lingkungan di sekitarnya.

Padahal, berbagai aspek yang telah Bobo sebutkan tadi juga memiliki peran penting dalam pemahaman sejarah.

3. Punya Tujuan yang Sama

Pada dasarnya, historiografi tradisional, kolonial, dan modern memiliki satu tujuan yang sama, yakni memahami masa lalu.

Semua sejarawan, baik dari masa lalu maupun sekarang, memiliki rasa ingin tahu tentang apa yang terjadi di masa lalu.

Baca Juga: Apa Perbedaan Historiografi Tradisional dengan Historiografi Modern?

Mereka ingin tahu bagaimana manusia hidup, peristiwa apa saja yang membentuk dunia hingga sampai titik ini.