Cerita Anak: Binggoku Sayang, Binggoku Malang

By Bobo.id, Jumat, 8 November 2024 | 16:25 WIB
Cerita karya M. Earlan Bimo Hutama berjudul Binggoku Sayang, Binggoku Malang. (freepik)

Karya: M. Earlan Bimo Hutama (Kelas 5C Nassa School)

---

Empat tahun yang lalu, aku mempunyai seekor kucing bernama Binggo. Dia adalah kucing jantan yang sangat lucu. Bulunya halus dan lembut. Binggo sangat aktif dan selalu mengajakku bermain setiap hari. Setiap aku sedang belajar atau bermain, Binggo selalu mendatangiku dengan manja, minta untuk diajak bermain dan sering memijatku atau Mama.

Setiap jam empat sore, aku dan Mama biasanya melepaskan Binggo agar ia bermain di luar rumah. Kalau sudah begini, Binggo terlihat sangat gembira, sampai berlari ke sana kemari. Aku dan Mama akan membawa Binggo masuk kembali ke rumah sebelum adzan Magrib. Lalu, sebelum tidur di malam hari, kami akan memasukkannya ke kandang.

Pada suatu sore sekitar jam lima, Mama mengingatkanku untuk mencari Binggo di luar karena sudah waktunya untuk dibawa masuk. Namun, aku tidak menemukannya. Mama menanyakan kepada Mbak Nur, asisten rumah tangga di rumahku, apakah Binggo sudah masuk atau belum.

“Mbak, Binggo sudah masuk atau belum, ya? Soalnya Bimo tidak menemukan Binggo di luar,” tanya Mama.

Saat itu, Mbak Nur sedang duduk santai menonton televisi dan berkata padaku, “Binggo tadi tidur di bawah tempat tidurmu, Mbak lihat, kok.”

Jawaban Mbak Nur membuat aku dan Mama lega, jadi kami tidak mengecek lagi.

Hingga akhirnya tiba waktuku untuk tidur, dan aku harus memasukkan Binggo ke dalam kandangnya. Mengingat jawaban Mbak Nur, aku mencari Binggo ke bawah tempat tidurku dan juga tempat tidur Mama serta Papa, tetapi aku tidak menemukannya di sana.

Aku berniat untuk mengecek kembali ke luar rumah. Ketika aku membuka pintu, aku sangat terkejut melihat tubuh Binggo yang tidak bergerak sama sekali dan penuh darah. Aku berteriak memanggil mama dan papa.

"Mama, Papa! Coba lihat ke sini! Binggo kenapa, Ma, Pa?"

Baca Juga: Cerpen Anak: Lelaki Berkacamata #MendongenguntukCerdas

Mama dan Papa berlari ke luar. Papa mengecek keadaan Binggo, yang ternyata sudah tidak bernyawa. Aku menangis dan Mama juga ikut menangis karena sedih dan tidak percaya bahwa Binggo sudah meninggal. Kami bingung apa yang terjadi pada Binggo.

Papa lalu membuka rekaman CCTV. Kami akhirnya tahu bahwa Binggo meninggal karena tertabrak mobil tetangga. Jadi, sebenarnya Binggo belum masuk ke rumah hingga jam enam sore. Saat itu, ia masih bermain di luar ketika hari mulai gelap. Sepertinya tetanggaku tidak melihat ada kucing yang sedang bermain di luar, dan tanpa sengaja menabraknya.

Aku, Mama, dan Mbak Nur sangat menyesal. Seharusnya kami memastikan bahwa Binggo sudah masuk ke rumah. Dia adalah kucing kesayangan kami, dan tidak ada yang bisa mengalahkan kelucuannya.

Kami akhirnya mengubur Binggo di kebun kosong dekat rumah. Hingga saat ini, aku masih merindukan dan mengingat saat-saat bermain bersama Binggo. Sekarang, aku telah mempunyai kucing baru yang bernama Miaug. Miaug adalah saudara Binggo yang merupakan kucing betina dengan bulu berwarna hitam dan putih. Aku tidak mau kejadian yang menimpa Binggo terulang lagi pada Miaug.

Selamat jalan, Binggo. Semoga tenang di alam sana.

Tonton video ini, yuk!

---- 

Ingin tahu lebih banyak tentang pengetahuan seru lainnya, dongeng fantasi, cerita bergambar, cerita misteri, dan cerita lainnya? Teman-teman bisa berlangganan Majalah Bobo. 

Untuk berlangganan, teman-teman bisa mengunjungi Gridstore.id.